Sepekan melemah, rupiah masih berpotensi turun



JAKARTA. Rupiah sepekan ini terus melemah. Di pasar spot, Jumat (22/3) pasangan USD/IDR menguat 0,73% menjadi 9.777 dibanding pekan lalu. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia ditutup menguat 0,39% menjadi 9.743 dibanding pekan lalu.

Veni Kriswandi, Head of Trading Commonwealth mengatakan, tren pelemahan rupiah selama sepekan ini disebabkan oleh pembahasan bailout di Siprus. Kekhawatiran perbaikan ekonomi di Zona Euro menekan nilai tukar euro dan berimbas kepada pelemahan beberapa mata uang dunia termasuk rupiah. Tren pelemahan juga terjadi akibat tekanan jual di IHSG. "Dari sisi harga IHSG kemarin memang sudah ketinggian hingga pasar banyak yang melakukan aksi profit taking," kata Veni, Jumat (22/3).

Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, selain dipicu oleh berlarutnya masalah dana talangan di Siprus, pelemahan rupiah sepekan ini juga dipicu kebijakan dari Federal Reserve yang masih menjalankan kebijakan moneter longgar. Sentimen lain adalah membaiknya sejumlah data ekonomi AS yang menegaskan keberlanjutan pemulihan ekonomi AS.


Zulfirman memperkirakan, tren pelemahan rupiah akan berlanjut pekan depan. Selain karena kelanjutan penyelesaian krisis di Siprus, pelemahan juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi Indonesia, khususnya inflasi dan defisit neraca perdagangan. Veni, menambahkan, pelemahan rupiah juga akan terjadi akibat kuatnya permintaan dollar AS menjelang akhir bulan.

Veni meramal, rupiah akan bergerak di kisaran 9.730- 9.760 sepanjang pekan depan. Zulfirman memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran 9. 700- 9.900 pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati