SINGAPURA. Harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) di Asia siang ini (4/4) mendekati level US$ 100 per barel. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.40 waktu Singapura, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Mei berada di level US$ 100,53 per barel di New York Mercantile Exchange atau naik 24 sen. Sehari sebelumnya, harga kontrak minyak WTI naik 67 sen menjadi US$ 100,29 per barel. Meski demikian, sepanjang pekan ini, harga minyak tertekan sebesar 1,1%. Kenaikan harga minyak terjadi di tengah spekulasi bahwa data lapangan kerja di AS mencatatkan penambahan yang signifikan pada bulan Maret. "Data tenaga kerja AS merupakan data yang ditunggu-tunggu pelaku pasar. Selain itu, ada pula faktor lain yang mempengaruhi harga minyak seperti negosiasi di Libya," jelas Ric Spooner, chief strategist CMC Markets di Sydney. Asal tahu saja, kondisi politik di Libia belum kondusif sepenuhnya. Meski demikian, kelompok pemberontak di negara tersebut mengindikasikan untuk membuka kembali empat terminal minyak dalam 24 jam hingga 48 jam ke depan. Tingkat produksi minyak di Libya pada bulan lalu turun 250.000 barel per hari dari sebelumnya 1,4 juta barel per tahun karena situasi politik yang tidak kondusif.Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei naik 8 sen menjadi US$ 106,23 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sepekan, minyak WTI tergerus 1,1%
SINGAPURA. Harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) di Asia siang ini (4/4) mendekati level US$ 100 per barel. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 13.40 waktu Singapura, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Mei berada di level US$ 100,53 per barel di New York Mercantile Exchange atau naik 24 sen. Sehari sebelumnya, harga kontrak minyak WTI naik 67 sen menjadi US$ 100,29 per barel. Meski demikian, sepanjang pekan ini, harga minyak tertekan sebesar 1,1%. Kenaikan harga minyak terjadi di tengah spekulasi bahwa data lapangan kerja di AS mencatatkan penambahan yang signifikan pada bulan Maret. "Data tenaga kerja AS merupakan data yang ditunggu-tunggu pelaku pasar. Selain itu, ada pula faktor lain yang mempengaruhi harga minyak seperti negosiasi di Libya," jelas Ric Spooner, chief strategist CMC Markets di Sydney. Asal tahu saja, kondisi politik di Libia belum kondusif sepenuhnya. Meski demikian, kelompok pemberontak di negara tersebut mengindikasikan untuk membuka kembali empat terminal minyak dalam 24 jam hingga 48 jam ke depan. Tingkat produksi minyak di Libya pada bulan lalu turun 250.000 barel per hari dari sebelumnya 1,4 juta barel per tahun karena situasi politik yang tidak kondusif.Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei naik 8 sen menjadi US$ 106,23 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News