Sepekan, rupiah sudah tenggelam 2% lebih



JAKARTA. Sepanjang pekan ini, nilai tukar rupiah menukik signifikan. Sajian risalah pertemuan FOMC yang menumbuhkan optimisme pasar jadi dalang utama, meruntuhkan kekuatan domestik.

Di pasar spot, Jumat (20/5) posisi rupiah tergelincir 0,32% ke level Rp 13.608 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Level ini pun sudah tenggelam 2,12% dalam sepekan terakhir. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah terpuruk 0,79% di level Rp 13.573 per dollar AS yang mana dalam sepekan terakhir sudah menukik 1,96%.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan sepanjang pekan sajian data ekonomi Amerika Serikat memuaskan pasar. Dimulai dari inflasi AS April 2016 yang tumbuh dari sebelumnya 0,1% menjadi 0,4%. Kemudian tekanan bertambah setelah hasil pertemuan FOMC mengindikasikan peluang kenaikan suku bunga The Fed terbuka pada Juni 2016 mendatang.


“Setelahnya, rupiah kehilangan daya tahan,” kata Christian. Apalagi dari sisi domestik tidak ada perubahan baru yang bisa menguntungkan pergerakan rupiah. Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 6,75% tidak membantu banyak.

Belum lagi, “Dari outlook moneter, BI membuka peluang penurunan suku bunga sekali lagi di tahun 2016 ini,” tambah Christian. Jelas itu semakin menambah panjang daftar negatif yang membalut rupiah. Di saat yang sama Bank Indonesia juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ke kisaran 5% - 5,4% dari sebelumnya 5,2% - 5,6%.

Hal ini pula yang mengarahkan prediksi Christian bahwa sepanjang pekan depan pelemahan  kurs rupiah masih berpotensi untuk berlanjut, walau mungkin rentang pergerakannya sudah lebih sempit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie