JAKARTA. Melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat masih berpotensi menyulut utang macet dalam bentuk valuta asing. Apalagi Bank Indonesia (BI) mensinyalir, sekitar 20%-22% utang luar negeri swasta nasional atau senilai US$ 26,8 miliar–US$ 29,5 miliar, belum memiliki backup lindung nilai atawa hedging. BI telah mengingatkan swasta pemilik utang tersebut agar segera melakukan hedging agar terhindar masalah saat dollar terus menguat. Apalagi saat ini ketidakpastian di pasar global masih terus berlanjut terutama menghadapi spekulasi kelanjutan stimulus ekonomi dari bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (Fed). Sebelumnya, berdasarkan pantauan BI, hanya 15% dari total utang swasta yang tidak disertai hedging. "Sekarang yang belum melakukan natural hedging antara 20%-22% dari total utang," kata Agus Martowardojo, Gubernur BI, akhir pekan lalu.
Seperlima utang valas swasta rawan macet
JAKARTA. Melorotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat masih berpotensi menyulut utang macet dalam bentuk valuta asing. Apalagi Bank Indonesia (BI) mensinyalir, sekitar 20%-22% utang luar negeri swasta nasional atau senilai US$ 26,8 miliar–US$ 29,5 miliar, belum memiliki backup lindung nilai atawa hedging. BI telah mengingatkan swasta pemilik utang tersebut agar segera melakukan hedging agar terhindar masalah saat dollar terus menguat. Apalagi saat ini ketidakpastian di pasar global masih terus berlanjut terutama menghadapi spekulasi kelanjutan stimulus ekonomi dari bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (Fed). Sebelumnya, berdasarkan pantauan BI, hanya 15% dari total utang swasta yang tidak disertai hedging. "Sekarang yang belum melakukan natural hedging antara 20%-22% dari total utang," kata Agus Martowardojo, Gubernur BI, akhir pekan lalu.