Sepi sentimen, rupiah naik tipis ke Rp 13.510



JAKARTA. Di tengah sepinya sentimen, rupiah mampu menguat terhadap dollar AS. Di pasar spot, Senin (3/8) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,22% ke level Rp 13.510. Sementara kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,1% menjadi Rp 13.492 per dollar AS (USD).

Analis PT Eshandar Artha Mas Berjangka, Tonny Mariano mengatakan penguatan rupiah disebabkan lantaran adanya aksi profit taking. Hal ini seiring dengan naiknya harga saham. "Kenaikan rupiah karena harga saham di dalam negeri sedikit positif," ujarnya.

Saat ini, sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah masih minim. Oleh karena itu, nilai tukar rupiah terhadap USD lebih banyak dipengaruhi sentimen dari sisi USD. "Demand terhadap dollar AS masih tinggi karena membaiknya ekonomi di Amerika Serikat," imbuh Tonny.


Di sisi lain, negara tujuan ekspor Indonesia, yakni China belum lepas dari permasalahan ekonomi. Sementara di dalam negeri, pemerintah tidak bisa memanfaatkan pelemahan rupiah untuk menggenjot ekspor.

Padahal, Tonny menilai penguatan rupiah tergantung pada kebijakan fiskal pemerintah. Misalnya, jika pemerintah berhasil meningkatkan ekspor dan menutup beberapa keran impor yang merugikan. Namun, mayoritas ekspor Indonesia merupakan hasil komoditas dengan tujuan utama China.

Tonny mengatakan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi sentimen dari luar negeri. Salah satunya hasil final manufacturing PMI Amerika Serikat yang dirilis Senin (3/8) dan data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat mendatang.

Jika data tenaga kerja positif seiring dengan rilis pertumbuhan ekonomi AS pekan lalu, maka potensi kenaikan suku bunga The Fed di bulan September menjadi lebih jelas. Hal tersebut akan membuat USD melambung lebih tinggi dan semakin menekan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto