Alkisah pada zaman dulu kala seorang putri naga nan gaib menikah dengan Empu Najo. Lalu lahirlah bayi kembar berbeda ujud. Bayi laki-laki diberi nama Gerong, sedangkan bayi komodo betina dinamai Orah. Mereka tumbuh secara terpisah. Ketika dewasa, Gerong berburu di hutan. Melihat ada komodo, ia segera menghunus senjata. Syahdan muncul sang putri naga, seraya menghardik Gerong: “Jangan kau bunuh, karena dia adalah saudarimu.” Sejak itulah keturunan Orah berkembang biak di kepulauan yang kini berjuluk Taman Nasional Komodo. Jumlahnya sekitar 4.600 ekor. Tak ada masyarakat sekitar yang berniat memburunya walau Varanus komodoensis itu liar, ganas, dan kanibal; karena mereka menganggapnya sebagai saudara.
Sepotong surga di kerajaan naga
Alkisah pada zaman dulu kala seorang putri naga nan gaib menikah dengan Empu Najo. Lalu lahirlah bayi kembar berbeda ujud. Bayi laki-laki diberi nama Gerong, sedangkan bayi komodo betina dinamai Orah. Mereka tumbuh secara terpisah. Ketika dewasa, Gerong berburu di hutan. Melihat ada komodo, ia segera menghunus senjata. Syahdan muncul sang putri naga, seraya menghardik Gerong: “Jangan kau bunuh, karena dia adalah saudarimu.” Sejak itulah keturunan Orah berkembang biak di kepulauan yang kini berjuluk Taman Nasional Komodo. Jumlahnya sekitar 4.600 ekor. Tak ada masyarakat sekitar yang berniat memburunya walau Varanus komodoensis itu liar, ganas, dan kanibal; karena mereka menganggapnya sebagai saudara.