September, Bulog mulai datangkan gula impor



JAKARTA. Perum Bulog akan mendatangkan gula mentah impor atau raw sugar sebanyak 260.000 ton mulai September ini. Bulog sudah mencapai kesepakatan dengan para pemasok dari Brasil untuk mengekpor gula mentah ke Indonesia. Selain dari Brasil, Bulog juga mengimpor sebagian gula mentah ini dari Australia.

Untuk tahap pertama, raw sugar akan masuk sebanyak 180.000 ton ke Indonesia, dan ditargetkan pada Oktober, seluruh impor gula mentah sudah masuk meskipun izin impornya sampai Desember.

Pasalnya, Bulog juga membutuhkan waktu menggiling gula mentah itu di pabrik milik lima perusahaan rafinasi. "Bulog sudah menjalin kerjasama dengan lima perusahaan rafinasi untuk menggiling gula, karena kami belum miliki pabrik gula," ujar Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Senin (5/9).

Djarot menjelaskan, pihaknya bisa cepat mendapatkan kesepakatan dengan sejumlah perusahaan pemasok gula karena sebelumnya sudah melakukan komunikasi dan negosiasi. Sehingga ketika terjadi pengalihan penugasan impor keluar dari Kementerian Perdagangan (Kemdag) Bulog tinggal mematangkan negosiasi dan mencapai kesepakatan.

Bulog akan menjual gula ini ke pasar dengan harga Rp 12.500 per kilogram (kg) sesuai dengan keinginan pemerintah. Sebagai perbandingan saat ini rata-rata harga gula di pasaran sudah tinggi di kisaran Rp 15.000-Rp 16.000 per kg. Karena itu diharapkan dengan masuknya gula impor dari Bulog, harga gula di pasaran bisa turun sesuai keinginan pemerintah.

Saat ini, lima pabrik gula rafinasi yang siap menggiling gula mentah dari Bulog itu ada di sejumlah daerah yakni dari Jawa TImur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pabrik itu diharapkan mudah melakukan pendistribusian langsung ke konsumen.

Bahkan Bulog juga menjajaki kerjasama dengan salah satu pabrik gula kecil di Gorontalo, Sulawesi Tenggara untuk menggiling gula mentah milik Bulog. Dengan tersebarnya pabrik gula yang menggiling gula mentah ini, Bulog optimis konsumen dari berbagai daerah dapat menikmati gula Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini