Sepucuk surat BEI akan melayang ke BTEL



JAKARTA. Sebelum mengambil tindakan, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meminta keterangan manajemen PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) terkait molornya pembayaran kupon obligasi.

"Kami akan tanyakan manajemen dulu, belum ada keterangan default kan," kata Hoesen, Direktur Penilaian BEI, Jumat (8/11).

BEI, lanjut dia, akan mempertanyakan langkah manajemen terkait penyelesaian terlambatnya pembayaran bunga guaranteed senior notes tersebut. Obligasi tersebut diterbitkan oleh akan usaha BTEL,  Bakrie Telecom Pte Ltd.


Utang pokok obligasi yang terbit 7 Mei 2010 itu, senilai US$ 250 juta dengan kupon 11,50%. Periode pembayaran kupon dilakukan per semester setiap tanggal 7 Mei dan 7 November. Berarti, besaran bunga yang harus dibayar setiap jatuh tempo adalah US$ 14,37 juta.

Manajemen BTEL bilang, pihaknya tengah bernegosiasi dengan para pemegang obligasi untuk melakukan restrukturisasi dan menunda pembayaran kupon tersebut. Upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan operasional BTEL.

BTEL menunjuk FTI Consulting untuk menelaah bisnis dan finansial perusahaan. Selain itu dibentuk juga steering committee (SC) yang terdiri dari konsultan FTI dan perwakilan kreditur untuk membahas penundaan pembayaran bunga obligasi.

Sulit memang bagi BTEL untuk bisa bertahan dengan bisnis berbasis code division multiple access (CDMA). Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2013, perseroan menderita rugi bersih hingga Rp 1,52 triliun.

Likuiditasnya pun bisa dibilang seret. Saldo emiten halo-halo milik Grup Bakrie ini mengalami defisit yang sangat besar. Nilainya mencapai Rp 6,04 triliun. Sementara itu, posisi kas dan setara kas hingga akhir kuartal III-2013 hanya Rp 115,21 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri