JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku was-was. Soalnya, jika tidak ada langkah serius untuk melakukan diversifikasi energi, pada 2025 mendatang, Indonesia akan mengimpor 80% bahan bakar minyak (BBM). “Sejak 2008 Indonesia sudah menjadi nett importir, sepuluh tahun lagi 80% BBM kita impor,” kata Sudirman, di Jakarta, Selasa (14/4/2015). Sudirman mengatakan, untuk melakukan diversifikasi energi ini Kementerian ESDM menjanjikan akan melakukan penganggaran (budgeting) yang sama sekali berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Saya akan taruh energi baru itu paling depan,” kata dia. Dalam kesempatan diskusi sama, Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Deendarlianto mengatakan, mengacu Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) kebutuhan maksimal dari BBM di 2025 mencapai 68 million ton oil equivalen (MTOE) hanya untuk transportasi.
Sepuluh tahun nanti Indonesia akan impor 80% BBM
JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku was-was. Soalnya, jika tidak ada langkah serius untuk melakukan diversifikasi energi, pada 2025 mendatang, Indonesia akan mengimpor 80% bahan bakar minyak (BBM). “Sejak 2008 Indonesia sudah menjadi nett importir, sepuluh tahun lagi 80% BBM kita impor,” kata Sudirman, di Jakarta, Selasa (14/4/2015). Sudirman mengatakan, untuk melakukan diversifikasi energi ini Kementerian ESDM menjanjikan akan melakukan penganggaran (budgeting) yang sama sekali berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. “Saya akan taruh energi baru itu paling depan,” kata dia. Dalam kesempatan diskusi sama, Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Deendarlianto mengatakan, mengacu Peraturan Pemerintah No.79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) kebutuhan maksimal dari BBM di 2025 mencapai 68 million ton oil equivalen (MTOE) hanya untuk transportasi.