Serangan data buruk



JAKARTA. Bursa Asia kompak melemah dalam sepekan ini. Rabu (29/1), indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,66% ke level 136,72. Hampir semua bursa di Asia melemah. Indeks Nikkei misalnya melemah 2,49% ke 15.007,06 dalam sepekan. Begitu juga dengan indeks Hang Seng  yang menurun 1,85% ke 22.035,4 dibanding pekan sebelumnya.

Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, bursa Asia mendapatkan tekanan besar dari kondisi ekonomi China yang belakangan ini semakin memburuk. Ini membuat kekhawatiran pasar kian menjalar ke kawasan Asia lainnya.

Selain itu, pemangkasan stimulus yang dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal  Reserves juga makin menghambat pergerakan bursa Asia. Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan, tekanan bursa Asia juga datang dari laporan defisit neraca perdagangan Jepang yang pekan ini dirilis.  Defisit anggaran Jepang membengkak sampai ¥ 11, 47 triliun. Tekanan lain, juga datang dari goncangan ekonomi yang melanda sejumlah negara berkembang, seperti Turki dan Argentina minggu ini.


Lanjar memperkirakan, sepekan ke depan bursa Asia berpotensi menguat dipicu oleh dua faktor. Pertama, kondisi ekonomi Amerika yang semakin membaik.  Kedua, perbaikan kondisi ekonomi di Eropa. “Optimisme muncul setelah kemarin data pengangguran Eropa dirilis turun,” katanya.

Lucky memperkirakan, sepekan ke depan bursa Asia masih terpuruk. Sejumlah bursa Asia masih akan dilanda aksi jual saham oleh sejumlah pelaku pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana