Serangan Israel Tewaskan Tiga Wartawan di Lebanon Selatan



KONTAN.CO.ID - BEIRUT/LONDON. Serangan udara Israel pada Jumat (24/10) menewaskan tiga wartawan dan melukai beberapa lainnya di Lebanon Selatan, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Pemerintah Lebanon menyebut insiden tersebut sebagai kejahatan perang.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan pentingnya segera mencari solusi diplomatik untuk konflik di Lebanon, sehari setelah ia menegaskan bahwa Washington tidak mendukung kampanye berkepanjangan oleh Israel di wilayah tersebut.

Serangan Israel dimulai sebulan lalu dengan tujuan menargetkan kelompok Hizbullah yang bersenjata lengkap dan didukung oleh Iran. Operasi ini dimaksudkan untuk memastikan keamanan warga Israel yang dievakuasi dari wilayah utara akibat serangan roket lintas perbatasan.


Baca Juga: Israel Bakal Melarang Unrwa Mengakses Gaza, Hubungan dengan PBB Mencapai Titik Nadir

Menurut otoritas Lebanon, lebih dari 2.500 orang telah tewas dan 1,2 juta lainnya mengungsi selama sebulan terakhir, menciptakan krisis kemanusiaan di negara tersebut.

Blinken menekankan pentingnya Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang bertujuan menciptakan keamanan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Ia berharap warga di kedua sisi perbatasan dapat kembali dengan aman ke rumah mereka.

Wartawan yang menjadi korban tewas adalah Ghassan Najjar dan Mohamed Reda dari Al-Mayadeen, serta Wissam Qassem dari Al-Manar. Mereka tewas saat kota Hasbaya, tempat mereka menginap, diserang sekitar pukul 03.00 waktu setempat.

Serangan ini merupakan yang paling mematikan terhadap media sejak permusuhan antara Israel dan Hizbullah kembali meletus lebih dari setahun yang lalu. Israel belum memberikan tanggapan resmi terkait serangan tersebut, tetapi mereka umumnya menyangkal sengaja menargetkan jurnalis.

Baca Juga: Militer Israel Bunuh Tiga Komandan Hezbollah dan 70 Pejuang dalam 48 Jam Terakhir

Lima jurnalis telah tewas akibat serangan Israel di Lebanon, termasuk jurnalis visual Reuters, Issam Abdallah, yang tewas pada 13 Oktober 2023. Beberapa jurnalis lainnya dilaporkan tewas dalam beberapa pekan terakhir.

Editor: Noverius Laoli