JAKARTA. Sejumlah perusahaan dari berbagai penjuru dunia dilaporkan kembali terkena serangan program jahat komputer yang menyandera dokumen korban dengan algoritma enkripsi khusus (ransomware) sejak Selasa (27/6), dan sejumlah pakar virus Internet menandainya sebagai jenis baru. Serangan itu mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional. Aksi siber skala besar yang bermula di Ukraina semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS). Ransomware juga meminta korban membayar 300 dollar AS dalam bentuk Bitcoin.
Serangan ransomware teranyar ternyata bukan Petya
JAKARTA. Sejumlah perusahaan dari berbagai penjuru dunia dilaporkan kembali terkena serangan program jahat komputer yang menyandera dokumen korban dengan algoritma enkripsi khusus (ransomware) sejak Selasa (27/6), dan sejumlah pakar virus Internet menandainya sebagai jenis baru. Serangan itu mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional. Aksi siber skala besar yang bermula di Ukraina semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat (AS). Ransomware juga meminta korban membayar 300 dollar AS dalam bentuk Bitcoin.