MUMBAI. Serangan teroris di Mumbai, India, benar-benar memilukan. Setidaknya, 119 orang dilaporkan tewas atas serangan tembakan yang membabi buta di kota itu. Dengan adanya kejadian ini, tingkat kepercayaan investor di India semakin tergerus. Alhasil, saham-saham di bursa India anjlok dan nilai rupe semakin tak berdaya.Pada pukul 10.10 pagi waktu lokal, indeks saham acuan India di Bombay Stock Exchange Sensitive Index atau Sensex, terpeleset 0,5% menjadi 8.980,78. Penurunan ini dipimpin oleh ICICI Bank Ltd dan Tata Steel Ltd. ICICI Bank mengalami penurunan 0,8% menjadi 347,6 rupe. Sementara Tata Steel anjlok 2,7% menjadi 151,25 rupe.Sementara, nilai rupe melemah 0,9% dari harga penutupan pada 26 November lalu menjadi 49,875 dolar. Catatan saja, sepanjang tahun ini, Sensex index sudah merosot 56% dan rupe sudah keok 21% atas dolar seiring terjadinya krisis yang menyebabkan rendahnya tingkat ekspor. Tahun ini, Sensex index mengalami penurunan rekor terendah. Sedangkan rupe mengempit predikat mata uang dengan performa terburuk diantara sepuluh mata uang teraktif di Asia, di luar Jepang. Targetkan warga asing Berdasarkan kabar yang beredar, aksi kelompok teroris sepertinya ditargetkan kepada warga asing. Hal ini terlihat dari uapaya yang dilakukan seperti menyerbu ke Taj Mahal Palace, Tower Hotel dan Oberoi Trident Complex. Ini merupakan taktik baru untuk menghancurkan sektor pariwisata dan investasi. “Saat ini Mumbai sudah berubah menjadi zona perang,” kata Jay Moghe, managing partner Asian Alternative Consulting di Singapura. Dia menambahkan, dalam jangka waktu menengah, faktor kunci yang memperburuk kondisi perekonomian India adalah krisis ekonomi global yang khususnya disebabkan terjadinya pengetatan pengucuran kredit. “Situasi ini dipastikan akan semakin buruk dalam jangka pendek,” jelasnya. Kisruh yang masih berlangsung di Mumbai saat ini diramalkan akan terus menekan pergerakan harga saham dan perdagangan mata uang India. Sementara itu, setidaknya, delapan tentara ditawan di pusat kota Mumbai hari ini. Selain itu, asap tebal juga masih membumbung dari beberapa hotel seperti Taj Mahal Palace dan Tower Hotel. “Dengan situasi yang memanas seperti sekarang ini, investor kemungkinan akan merasa takut. Dan tentunya India harus menghadapi tekanan baru mengingat banyak dana asing yang sudah keluar dari negara itu,” jelas Alistair Thompson dari First State Investment di Singapura.
Serangan Teroris India Menekan Pergerakan Indeks dan Rupe
Oleh: Barratut Taqiyyah
Jumat, 28 November 2008 12:54 WIB