KONTAN.CO.ID - BEIRUT/WASHINGTON. Sebuah serangan udara Israel pada Rabu (16/10) menghantam gedung municipal di Nabatieh, sebuah kota besar di Lebanon selatan yang juga berfungsi sebagai ibu kota provinsi. Serangan ini mengakibatkan tewasnya Walikota Ahmed Kahil beserta setidaknya lima orang lainnya, menurut dua sumber keamanan. Serangan ini terjadi di tengah kekhawatiran Amerika Serikat (AS) mengenai meningkatnya jumlah korban jiwa dan ketakutan akan pecahnya perang total di kawasan tersebut.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (16/10), Ketidakpastian Konflik Timur Tengah Berlanjut Di mana Israel berperang melawan Hezbollah yang didukung Iran di Lebanon selatan dan di ibu kota Beirut, serta menghadapi kelompok militan Palestina, Hamas, di Gaza. Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menyerang puluhan target Hezbollah di area Nabatieh dan menghancurkan infrastruktur bawah tanah. Sementara itu, angkatan laut Israel juga melancarkan serangan terhadap puluhan target Hezbollah di Lebanon selatan, bekerja sama dengan pasukan di darat. Beberapa jam sebelum serangan ini, setidaknya satu serangan Israel menghantam pinggiran selatan Beirut, seperti dilaporkan saksi
Reuters, setelah AS menyatakan penolakannya terhadap skala serangan Israel di ibu kota Lebanon tersebut. Saksi mendengar dua ledakan dan melihat asap membubung dari dua lingkungan yang berbeda. Ini terjadi setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi awal pada Rabu pagi yang hanya menyebutkan satu bangunan.
Baca Juga: Drone Hizbullah, Ancaman yang Ganas dan Sulit Dihindari oleh Israel Militer Israel dalam beberapa minggu terakhir telah melancarkan serangan di pinggiran selatan Beirut, yang merupakan basis kekuatan Hezbollah, tanpa peringatan sebelumnya atau dengan peringatan untuk satu area sementara menyerang lebih luas. Militer Israel mengklaim telah melakukan serangan pada gudang senjata Hezbollah bawah tanah di pinggiran Dahiyeh, selatan Beirut. “Sebelum serangan, sejumlah langkah diambil untuk mengurangi risiko membahayakan warga sipil, termasuk peringatan sebelumnya kepada penduduk di area tersebut,” ungkap militer Israel.
Baca Juga: Kecam Pemerintahan Biden, Netanyahu: Bukan AS yang Putuskan Cara Menangani Iran Lebanon di Bawah Perintah Evakuasi Perintah evakuasi militer Israel kini mempengaruhi lebih dari seperempat Lebanon, menurut badan pengungsi PBB, dua minggu setelah Israel memulai serangan ke selatan negara itu dengan klaim untuk mendorong mundur Hezbollah. Beberapa negara Barat mendesak gencatan senjata antara kedua negara tetangga, serta di Gaza. Meskipun AS menyatakan tetap mendukung Israel dan mengirimkan sistem anti-missile serta pasukan.
Pada hari Selasa (15/10), juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan bahwa AS telah mengungkapkan keprihatinannya kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai serangan terbaru. "Ketika berkaitan dengan skala dan sifat kampanye pengeboman yang kita lihat di Beirut selama beberapa minggu terakhir, kami telah mengungkapkan keprihatinan kepada pemerintah Israel dan menolak hal itu," katanya kepada wartawan.
Baca Juga: AS Tentang Serangan Udara Israel di Beirut Israel juga telah mendapat sorotan terkait penanganannya dengan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon selatan.
Editor: Yudho Winarto