KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pertamina Gas melalui sektor bisnisnya Niaga Gas, memasok kebutuhan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) serta sektor industri dan kelistrikan di Jawa Barat dengan gas dari Lapangan Citarik yang dikelola PT Pertamina EP. Gamal Imam Santoso, Direktur Utama Pertagas, mengatakan, melalui kerja sama dengan Pertamina EP, Pertagas akan memenuhi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik, serta produksi semen putih milik Indocement yang dialirkan dari Lapangan Citarik melalui pipa transmisi Pertagas. “Penandatanganan PJBG dengan PEP, diharapkan dapat memacu Pertagas untuk memperluas jangkauan pasar,” kata Gamal dalam keterangan resmi, Rabu (28/8).
Gamal menambahkan, pemanfaatan sumber pasokan domestik dari Citarik ke Jawa Barat ditujukan untuk kebutuhan pabrik semen putih, industri, dan kelistrikan. Langkah konkrit yang dilakukan tersebut juga sebagai wujud sinergi Pertamina Group untuk memberikan
mutual benefit pada kedua perusahaan.
Baca Juga: ESDM Siapkan Langkah Strategis Kejar Target Produksi Migas Tahun 2025 Pertagas sebelumnya telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Strategis dengan PT Pertamina EP (PEP) untuk pembelian gas dari Lapangan Citarik yang dilaksanakan pada gelaran IOG
Supply Chain & National Capacity Summit 2024 (IOG SCM Summit) di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen kedua perusahaan untuk mendukung kebutuhan energi nasional dan memastikan keberlanjutan pasokan gas di wilayah strategis. Penandatanganan PJBG Pertagas dengan PEP juga mencerminkan sinergi yang erat antara perusahaan energi terkemuka di Indonesia dan regulator, dalam rangka memajukan industri energi dan meningkatkan keandalan pasokan energi bagi sektor industri dan kelistrikan di Jawa Barat. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) merupakan satu-satunya produsen semen putih di Indonesia, yang membutuhkan gas untuk proses produksinya, sehingga menghasilkan produk yang bermutu dan ramah lingkungan. Suplai gas kepada Indocement oleh Pertagas telah dimulai sejak 3 Januari 2023. Suplai gas dari pengaliran perdana hingga Juli 2024 sudah mencapai 3.565 MMSCF. Pada kesempatan terpisah, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan dalam bisnis gas itu biasanya masalah komitmen jual belinya yang paling krusial. “Perlu dipastikan ketika ada komitmen jual beli sudah
seattle, sehingga infrastruktur yang dibangun tidak sia-sia,” kata Komaidi.
Komaidi mengatakan peran Pertagas sendiri cukup sentral dalam penyaluran gas domestik. Hal ini seiring dengan pembangunan jaringan pipa gas transmisi yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kemudian operasional penyalurannya dilakukan oleh BUMN. “Peran Pertagas sangat sentral, karena domainnya disitu. Apalagi infrastrukturnya sudah terbangun,” pungkas Komaidi.
Baca Juga: Pertamina EP Sukowati Field Efisienkan Operasi Migas hingga Rp 32 Miliar Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati