KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan tetap berupaya untuk mendorong ekspansi, termasuk menggelontorkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk bidang teknologi informasi (TI). Hanya saja, lantaran banyak aktivitas yang terhambat akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tentu tidak seluruh alokasi capex TI bisa terserap habis tahun ini. Direktur Teknologi Informasi PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans mengatakan sejauh ini pihaknya telah menyerap sebanyak Rp 1,7 triliun anggaran TI tahun ini. Asal tahu saja, pada awal tahun 2020 Bank Mandiri menyebut berencana menganggarkan belanja modal sebanyak Rp 3,12 triliun hingga Rp 3,24 triliun khusus di tahun ini saja. Sayangnya, akibat pandemi ada beberapa proyek yang terpaksa ditunda atau tidak dapat dilaksanakan oleh Bank Mandiri. Walhasil, alokasi tersebut tidak akan sepenuhnya habis terserap. "Mungkin agak kurang sedikit akibat Covid-19. Beberapa proyek tidak bisa (dieksekusi) secepat kondisi normal," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).
Serapan belanja modal TI perbankan masih belum maksimal, ini alasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan tetap berupaya untuk mendorong ekspansi, termasuk menggelontorkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk bidang teknologi informasi (TI). Hanya saja, lantaran banyak aktivitas yang terhambat akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tentu tidak seluruh alokasi capex TI bisa terserap habis tahun ini. Direktur Teknologi Informasi PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans mengatakan sejauh ini pihaknya telah menyerap sebanyak Rp 1,7 triliun anggaran TI tahun ini. Asal tahu saja, pada awal tahun 2020 Bank Mandiri menyebut berencana menganggarkan belanja modal sebanyak Rp 3,12 triliun hingga Rp 3,24 triliun khusus di tahun ini saja. Sayangnya, akibat pandemi ada beberapa proyek yang terpaksa ditunda atau tidak dapat dilaksanakan oleh Bank Mandiri. Walhasil, alokasi tersebut tidak akan sepenuhnya habis terserap. "Mungkin agak kurang sedikit akibat Covid-19. Beberapa proyek tidak bisa (dieksekusi) secepat kondisi normal," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).