Serapan capex masih minim, ini jawaban Indocement Tunggal Prakarsa (INTP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalokasikan dana Rp 1 triliun untuk keperluan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga akhir 2019. Capex ini akan digunakan untuk penyelesaian sejumlah proyek perusahaan.

Meski demikian, realisasi capex emiten penghuni Indeks Kompas100 ini masih terbilang mini. Tercatat, serapan capex INTP baru sebesar 20% dari total capex atau senilai Rp 200 miliar.

Menanggapi hal ini, Corporate Secretary INTP Antonius Marcos pun angkat bicara. Ia bilang, serapan capex yang masih minim di semester pertama disebabkan sebagian besar belanja modal akan dilakukan di semester kedua 2019.


Baca Juga: Belanja modal Indocement (INTP) baru terserap Rp 200 miliar

Hal ini karena penggunaan capex yang disesuaikan dengan jadwal (schedule) dari masing-masing proyek. “Karena sebagian besar capex akan terealisasi di semester dua ini,” terang Antonius saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/9)

Untuk diketahui, INTP masih menggarap beberapa proyek di semester kedua 2019. Salah satunya adalah penyelesaian pembukaan tambang batu yang terletak di daerah Pamoyanan, Cikutamahi, Jawa Barat yang ditargetkan selesai minggu ini.

Tambang batu andesit tersebut memiliki cadangan batu sebanyak 25 juta ton yang nantinya akan memasok bahan baku untuk bisnis semen beton (RMC) yang dimiliki INTP. Selain itu, sisa belanja modal juga dialokasikan untuk proyek pemasangan bag filter penangkap debu di salah satu pabrik INTP yang terletak di Citeureup, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Ibu kota pindah, kelebihan pasokan semen diharapkan berkurang

Lebih lanjut, sisa dari capex ini juga akan digunakan untuk pengembangan Refuse Derived Fuel (RDF), yakni mengolah 1.500 ton sampah masyarakat menjadi bahan bakar pengganti batu bara.

Terakhir, Antonius pun menegaskan pihaknya tidak berencana untuk merevisi penggunaan capex hingga akhir tahun. “Tidak ada perubahan, semuanya on progress,” tutup Antonius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .