Serapan Gas Wilayah Jatim Terus Meningkat



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Industri hulu migas wilayah Jawa Timur kian optimistis menjalankan bisnis seiring tren peningkatan serapan gas bumi dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengungkapkan, potensi lifting migas wilayah Jatim mencapai 747 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD) sesuai dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2023.

Adapun, saat ini jumlah serapan diakui masih berada di bawah kemampuan lifting tersebut.


Nurwahidi menilai, potensi pasokan yang masih tinggi ini berpeluang terserap ke depannya. Salah satu pemicunya yakni tren peningkatan serapan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Serapan industri Jatim dan Jateng rerata sekitar 560 MMSCFD, tapi per September sudah diangka 600 MMSCFD dan meningkat per Oktober sekitar 600 MMSCFD," kata Nurwahidi ketika dihubungi Kontan, Selasa (28/11).

Nurwahidi menjelaskan, industri hulu migas Jatim sebelumnya dihadapkan pada tantangan pasokan gas yang belum mencukupi.

Baca Juga: Produksi Migas Jatim-Jateng Tahun 2023 Diperkirakan Mencapai 193 Ribu BOPD

Meski demikian, dalam dua tahun terakhir pasokan gas bumi mengalami peningkatan dengan hadirnya sejumlah proyek lapangan gas yang baru.

Tambahan pasokan ini bersumber dari tiga lapangan migas milik Husky CNOOC Madura Limited (HCML) sekitar 170 MMSCFD serta Proyek Lapangan Gas Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu (PEPC) sekitar 192 MMSCFD.

Menurutnya, selama ini kebutuhan gas dipasok oleh setidaknya 11 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) antara lain HCML, PEPC, Medco Energy, PGN Saka, Kangean Energy Indonesia Ltd hingga Petronas.

Adapun, gas yang dihasilkan umumnya dipasok untuk kebutuhan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang kemudian disalurkan ke industri-industri, ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga PT Petrokimia Gresik (PKG) serta industri lain dan juga untuk program jaringan gas rumah tangga.

Menurutnya, pada tahun 2021 hingga 2022 wilayah Jatim masih menghadapi tantangan pasokan gas yang belum mencukupi. Kehadiran sejumlah proyek baru pun dinilai menjawab kebutuhan yang ada. Sayangnya, umumnya industri-industri yang selama ini menjadi buyer masih belum mengetahui soal ketersediaan pasokan ini.

Untuk itu, upaya sosialisasi dengan pelaku usaha gencar dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS Jabanusa.

Baca Juga: Industri Migas Bersiap Genjot Lifting Minyak Jelang Akhir Tahun

"Sudah sosilaisasi tiga kali kami undang KKKS, industri dan Pemerintah Daerah. lakukan Focus Group Discussion (FGD)," jelas Nurwahidi.

Nurwahidi optimistis serapan gas akan terus mengalami peningkatan. Menurutnya, penggunaan gas bumi sebagai salah satu sumber energi utama dalam masa transisi energi akan terus meningkat. 

Selain itu, peranan gas bumi sebagai substitusi impor BBM dan LPG juga bakal menjadi faktor pendorong serapan gas bumi ke depannya.

Sebelumnya, HCML berencana meningkatkan produksi gas bumi hingga 300 MMSCFD pada tahun-tahun mendatang.

Manager Production BD HCML Suryo Birowo mengungkapkan, saat ini total produksi HCML dari empat lapangan mencapai 270 MMSCFD. Kondisi ini membuat HCML menjadi produsen gas bumi terbesar di Jawa Timur.

"Selama lima tahun kita hanya berproduksi di 110 MMSCFD tetapi dalam dua tahun bisa langsung meroket hingga 1,5 kali lipat. Puncak produksi kita di 270 MMSCFD dengan penjualan gas di 250 MMSCFD," kata Suryo di Gas Metering Station Pasuruan, Senin (27/11).

Suryo menjelaskan, saat ini sudah ada 6 lapangan yang rencana pengembangan atau Plan of Development (POD)-nya telah disetujui pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 lapangan telah berproduksi.

Baca Juga: SKK Migas Dorong Peran Perbankan untuk Tingkatkan Daya Saing Industri Hulu

Pertama, Lapangan BD dengan produksi sekitar 100 MMSCFD dan 6.000 barel per hari (bph) kondensat yang telah berproduksi sejak 2017.

Kemudian, Lapangan 2M (MDA-MBH) dengan produksi 120 MMSCFD sejak Oktober 2022.

Terakhir, Lapangan MAC dengan produksi sekitar 50 MMSCFD.

"Jika semua berproduksi (optimal) dan market terserap kita target mencapai 300 MMSCFD sustainable gas production," tambah Suryo.

Adapun, dua lapangan lain yang kini tengah dalam tahapan pengembangan yakni Lapangan MDK dan Lapangan MBF.

VP Operations HCML Perkasa Sinagabariang menjelaskan, Lapangan MDK dan MBF ditargetkan dapat mendorong penambahan produksi pada kurun waktu 2026-2028 mendatang.

"Di luar (target) 300 MMSCFD, tambahan produksinya itu masing-masing 24 MMSCFD, jadi dari dua lapangan menjadi 48 MMSCFD," ungkap Perkasa dalam kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .