Serasi Autoraya bersiap ekspansi



JAKARTA. Meski tahun anggaran 2014 belum tutup buku, manajemen PT Serasi Autoraya (SERA) sudah menyiapkan langkah strategis untuk tahun depan.

Anak usaha dari Grup Astra  ini sudah mengantongi dana sebesar US$ 135 juta  yang berasal dari utang sindikasi perbankan. Sindikasi bank yang memberikan utang ini diantaranya Standard Chartered Bank, CTBC Bank, OCBC dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation.

Fasilitas pinjaman yang ditandatangani oleh perusahaan penyewaan mobil tersebut pada 4 September 2014 akan dipergunakan untuk belanja modal perusahaan dan kebutuhan pendanaan lainnya untuk kurun waktu satu tahun ke depan. 


Yudas Tadeus, Corporate Finance, Accounting, Tax Division Head and Corporate Secretary PT Serasi Autoraya mengatakan bahwa dana hasil pinjaman ini akan digunakan untuk pembelian mobil baru. "Belanja modal sebagian besar kami gunakan untuk pembelian kendaraan sekitar 6.000 unit," kata Yudas kepada KONTAN, Rabu (17/9).

Namun Yudas belum memerinci kendaraan jenis apa saja yang akan ditambah. Ia juga belum menjelaskan target pasar yang akan di sisir oleh perusahaan di tahun depan, apakah tetap menggeber segmen korporasi ataupun menambah segmen penyewa jangka pendek atau harian.

Yang jelas, dengan diterimanya term loan facility dari institusi keuangan asing, menunjukkan tingkat kepercayaan kalangan perbankan asing pada Serasi Autoraya. Bagi manajemen, kepercayaan ini sangat besar artinya untuk pengembangan bisnis dan layanan perusahaan untuk memenuhi ekspektasi pemangku semua kepentingan.

Yudas sebelumnya pernah mengatakan bahwa tahun ini pihaknya menyediakan belanja modal sekitar Rp 2,7 triliun yang bersumber dari kas internal dan juga pinjaman. Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk pembelian armada baru yang sudah berumur dengan nilai sekitar Rp 2,6 triliun.

Tahun ini Serasi Autoraya menargetkan bisa mengoperasikan sekitar 40.000 kendaraan. Dibanding tahun sebelumnya, tercatat 35.000 unit kendaraan. 

Nah, tahun ini direncanakan ada 11.000 kendaraan baru yang siap dioperasikan. Kendaraan ini termasuk untuk  program penggantian armada yang sudah berumur.

Bisnis meningkat

Sepanjang kuartal I-2014 lalu penjualan Serasi Autoraya tercatat Rp 3,41 triliun. Pendapatan ini meningkat 6,6% dibandingkan dengan periode yang sama di 2013 yang tercatat Rp 3,20 triliun.

Di kuartal II-2014 saja, SERA mencetak pendapatan Rp 3,2 triliun. "Proyeksi di kuartal III, bisa tumbuh 10% dibanding kuartal II. Semua lini bisnis kami bahkan mengalami kenaikan," ungkap Yudas. 

Itu artinya pada kuartal III ini, Serasi Autoraya berharap bisa mencapai tambahan pendapatan sebesar Rp 1,94 juta. Sebagai gambaran, penyumbang terbesar bisnis SERA  datang dari penyewaan kendaraan, yakni hingga 50% dari total pendapatan. Sisanya datang dari penjualan mobil bekas dan bisnis logistik. 

Bisnis penyewaan kendaraan ini memang sedang naik daun. Sebab sebagian besar perusahaan pilih menyewa kendaraan untuk operasional  perusahaan ketimbang membeli sendiri sebagai aset. 

Sebab dengan menyewa kendaraan kepada penyedia jasa, maka perusahaan tersebut tidak akan terbebani oleh biaya perawatan maupun gaji bagi pengemudinya. Cara ini juga akan dilakukan oleh Pemda DKI yang memensiunkan sebagian besar kendaraan dinas bagi pejabat di Provinsi  DKI Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto