KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar pada Selasa (9/3) diperkirakan akan mengalami penurunan minat. Sentimen eksternal berupa kenaikan US Treasury dinilai akan membuat investor menahan diri untuk masuk pada lelang tersebut. Dalam lelang tersebut, pemerintah sendiri memasang target indikatif sebesar Rp 12 triliun. Adapun, pada lelang SBSN sebelumnya (23/2), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 24,24 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, rally kenaikan US Treasury dalam beberapa waktu terakhir memang cenderung menekan pasar obligasi Indonesia. Kondisi tersebut akan membuat investor asing cenderung tidak akan melirik pasar obligasi Indonesia terlebih dahulu dan memilih menyimpan dananya di Amerika Serikat.
Seri jangka pendek-menengah akan jadi incaran peserta lelang SBSN pada Selasa (9/3)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar pada Selasa (9/3) diperkirakan akan mengalami penurunan minat. Sentimen eksternal berupa kenaikan US Treasury dinilai akan membuat investor menahan diri untuk masuk pada lelang tersebut. Dalam lelang tersebut, pemerintah sendiri memasang target indikatif sebesar Rp 12 triliun. Adapun, pada lelang SBSN sebelumnya (23/2), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 24,24 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, rally kenaikan US Treasury dalam beberapa waktu terakhir memang cenderung menekan pasar obligasi Indonesia. Kondisi tersebut akan membuat investor asing cenderung tidak akan melirik pasar obligasi Indonesia terlebih dahulu dan memilih menyimpan dananya di Amerika Serikat.