JAKARTA. Serikat pekerja PT Berau Coal Energy Tbk (
BRAU) memprotes pergantian manajemen
BRAU. Isu ini membuat harga saham
BRAU turun 1,35% pada perdagangan hari ini, Rabu (8/4) ke level 73 per saham. Ketua Serikat Pekerja
BRAU, Mohammad Lukman Rahim mengatakan, karyawan keberatan kalau jabatan Direktur Utama yang tadinya diduduki oleh Amir Sambodo tiba-tiba digantikan oleh Hamish Tyrwhitt yang merupakan warga negara asing. Surat penolakan ini juga sudah diberikan kepada DPRD Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Ia juga melayangkan surat tersebut ke Bupati terkait dan Dinas Tenaga Kerja. "Kami mendapat dukungan," ujarnya saat dihubungi KONTAN, Rabu (8/4). Serikat pekerja ini menolak ada dominasi asing di jajaran manajemen
BRAU.
Pergantian direksi yang mendadak dilakukan membuat para karyawan khawatir terhadap kelangsungan bisnis perseroan. Apalagi, para pekerja juga tidak mendapat keterangan yang jelas mengenai perubahan tersebut. "Persentase saham mayoritas sudah dimiliki oleh asing. Dan kami khawatir kalau nanti manajemen diganti dengan orang asing bisa berdampak ke karyawan," ujarnya. Jika keputusan itu tetap dilakukan, serikat pekerja tak segan melakukan aksi yang lebih besar. Serikat Pekerja
BRAU juga mempertanyakan adanya jaminan aset BRAU terhadap utang obligasi yang diterbitkan anak usaha di Singapura. "Kami juga menolak
BRAU dijadikan jaminan untuk utang baru," imbuhnya. Akhir Maret silam, Amir Sambodo memang tiba-tiba mundur dari jabatan Direktur Utama BRAU. Perubahan susunan direksi di
BRAU menjadi putusan lanjutan dari pergantian CEO induk
BRAU, Asia Resource Minerals Plc.(ARMS). Perombakan direksi ini terjadi di tengah proses restrukturisasi utang
BRAU senilai US$ 950 juta. Singgih Widagdo,
General Manager Corporate Communication BRAU mengaku tengah berdiskusi dengan manajemen untuk menyelesaikan hal ini. "Kami menampung aspirasi ini dan akan segera mencari solusi," ujarnya. Singgih juga bilang, manajemen akan berupaya agar masalah ini tidak mengganggu kegiatan operasional perseroan. Reza Nugraha, analis MNC Securities mengatakan, saham BRAU masih dalam tren pelemahan. Ia bilang, sebaiknya manajemen
BRAU harus cepat mengantisipasi keberatan Serikat Pekerja tersebut. "Kalau terjadi penghentian kegiatan operasional karena ada protes, saham bisa terus turun," ujarnya. Dalam jangka pendek, investor juga masih akan menunggu perkembangan isu ini termasuk soal perkembangaan restrukturisasi utang. Saat ini
BRAU sedang dalam proses restrukturisasi dua surat utang (notes) yang jatuh tempo pada tahun ini dan tahun 2017 mendatang.
BRAU menyiapkan US$ 118,75 juta untuk tahap awal pembayaran dua surat utangnya. Dalam rekapitalisasi tersebut,
BRAU mengalokasikan US$ 62,47 juta untuk pembayaran notes yang jatuh tempo 2015. Sementara sebesar $56,28 juta akan digunakan untuk pembayaran notes yang jatuh tempo tahun 2017 mendatang. Seperti diketahui,
BRAU melalui anak usahanya Berau Capital Resources Pte Ltd (BRC) memiliki utang jatuh tempo senilai US$ 450 juta. Notes ini memiliki kupon 12,5% dan jatuh tempo pada bulan Juli tahun ini. Selain itu,
BRAU juga memiliki notes US$ 500 juta yang jatuh tempo 2017. Kupon surat utang ini sebesar 7,25%.
BRAU akan menggunakan beberapa skema untuk membayar utangnya. Salah satunya adalah dengan menerbitkan saham baru alias
rights issue. Aksi korporasi ini akan dilakukan oleh ARMS yang tercatat di Bursa London. Total target dana yang akan dihimpun mencapai US$ 100 juta. Harga per saham akan dibanderol sebesar £ 0,25 per saham. Dalam hajatan itu, pemegang saham ARMS, NR Holdings Limited milik Nathaniel Rothschild akan menjadi pembeli siaga.
ARMS bakal menerbitkan saham baru paling lambat pada 27 Maret 2015. Dana itu bakal disuntikkan kepada
BRAU untuk membayar surat utangnya. Lalu,
BRAU akan merogoh US$ 18,75 juta dari dana kasnya untuk pembayaran sebagian pokok notes. Lalu sisa pembayaran surat utang akan berasal dari penerbitan notes baru yang masing-masing akan jatuh tempo pada Juli 2019 dan Desember 2020. Karena masih ada ketidakjelasan di tubuh manajemen BRAU dan belum selesainya prosses utang, Reza masih merekomendasikan hold untuk saham
BRAU dengan target harga Rp 80 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa