Sering dapat stigma hasilkan emisi, ini alasan produsen batubara mendapat PROPER emas



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Stigma negatif kerap menghinggapi perusahaan pertambangan batubara maupun perusahaan pengguna batubara sebagai bahan bakunya. Label sebagai bahan bakar kotor yang melekat pada batubara menjadi penyebab dari terbentuknya sigma ini.

Meski begitu, perusahaan batubara sering mendapatkan Predikat PROPER Emas atau dianggap baik dalam pengelolaan lingkungan. Padahal, predikat ini tidak mudah untuk didapat.

Ketua Dewan Pertimbangan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sudharto P Hadi mengungkap, banyak kalangan menyangsikan bahwa perusahaan batubara bisa memperoleh predikat proper emas.

Meski begitu, hal ini tidak berarti bahwa perusahaan batubara tidak bisa mendapatkan predikat proper emas. “Kalau perusahaan stigmanya sebagai pencemar tapi bisa kelola dengan baik ya kita berikan PROPER Emas, yang penting apa saja upayanya sehingga risiko-risiko kritikan itu bisa kita jawab,” kata Sudharto webinar SUKSE2S (Solusi Kebersamaan E2S) Understanding The Minister of Environment and Forestry Regulation No 1/2021 : Pursuing Gold PROPER in The Midst of COVID-19 sebagaimana dikutip dari siaran pers.

Mantan Dirjen Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Karliansyah mengatakan, perusahaan tidak mungkin dapat PROPER Emas kalau tidak sempurna. 

“Untuk  batubara emisi adalah ukuran utama, alatnya perusahaan bisa gunakan bahan bagus kualitas sulfur rendah atau bermain teknologi, sepanjang memenuhi baku mutu maka minimal biru,” jelas Karliansyah.

Lebih lanjut, Karliansyah mencontohkan bahwa  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merupakan  salah satu perusahaan yang menurutnya pantas mendapatkan PROPER. Bahkan pada 2016, kata Karliansyah, Pemerintah sudah memfasilitasi bank dunia dan Ghana dan India studi banding ke PTBA.

“Mereka kaget tambang di indonesia sangat asri. Jadi tidak usah khawatir sepanjang sesuai kriteria, potensi kerusakan lingkungan kami hitung ukur kami yakinkan betul kalau clear ya kita berikan jadi tidak mustahil kita berikan emas,” jelas Karliansyah.

Sementara itu, General Manager Unit Pelabuhan Tarahan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Dadar Wismoko menyampaikan bahwa PTBA sudah benar-benar menaruh fokus pada masalah lingkungan dengan terus berusaha melakukan efisiensi energi.

“Kami sudah ada rencana dan program untuk ke bisnis yang ramah terhadap lingkungan, termasuk pembangunan PLTS,” kata Dadar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini