KONTAN.CO.ID - Jakarta. Diakui atau tidak diakui, kentut terasa menyenangkan bagi perut. Namun, jika sering kentut, juga tidak nyaman. Lalu bagaimana jika tidak bisa kentut? Ada pertanda apa jika kita tidak bisa kentut dalam waktu lama? Kentut adalah bagian dari proses membuang kelebihan gas dari sistem pencernaan.
Beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang susah atau tidak bisa kentut. Akibat gas yang tertahan di saluran pencernaan, perut jadi terasa begah dan tidak nyaman. Baca juga:
Manfaat garam himalaya lebih berkhasiat dari garam biasa? Berikut kemungkinan tidak bisa kentut bisa menjadi gejala penyakit apa saja: 1. Sembelit Sembelit atau konstipasi merupakan penyebab umum seseorang tidak bisa kentut. Melansir Web MD, gas pada kentut bisa terbentuk di usus besar saat bakteri mencerna karbohidrat dalam kotoran. Dalam kondisi sembelit, gas kentut tersebut jadi susah melewati usus besar. Kondisi ini rentan bikin penderitanya kembung dan merasa tidak nyaman. Cara agar lebih mudah kentut saat sembelit sebenarnya bisa diatasi dengan obat-obatan dari dokter. Selain itu, Anda juga bisa mengikuti diet makanan tertentu seperti susu, kacang-kacangan, dan buah-buahan yang bisa meningkatkan produksi gas di perut. Di antaranya apel, aprikot, kacang polong, kedelai, kembang kol, bawang putih, eks krim, susu, buah pir, serta gandum. Saat sembelit, hindari makanan yang bisa memberikan bahan bakar bagi bakteri di perut tersebut. Namun, jangan lupakan asupan serat agar kelancaran pencernaan tetap terjaga. Anda juga disarankan untuk mengonsumsi jahe. Rempah ini dapat mempercepat pergerakan makanan melalui usus. Sehingga, bisa meredakan kembung. Baca juga:
Ini nilai tukar rupiah di money changer Jakarta saat rupiah melemah 2. Usus buntu Seperti dilansir dari Everyday Health, sakit perut sebelah kanan merupakan salah satu gejala usus buntu yang paling umum. Tak hanya sakit perut sebelah kanan, penderita radang usus buntu (apendisitis) juga mengalami susah atau tidak bisa kentut.
Selain tanda-tanda di atas, gejala usus buntu yang lain di antaranya sembelit, muntah, dan semam. Radang usus buntu kerap menyerang remaja atau orang berusia 20 tahunan. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini diidap orang berusia mapan atau kalangan lanjut usia. Radang usus buntu perlu mendapat penanganan medis sebelum pecah agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan serius.
Editor: Adi Wikanto