Serius Garap EBT, Budget Investasi Pertamina NRE Makin Melonjak



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menyiapkan anggaran investasi yang semakin besar tiap tahunnya untuk mengeksekusi sejumlah rencana bisnis, mulai dari Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga ekosistem baterai kendaraan listrik. 

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia, Fadli Rahman menjelaskan dalam mendukung transisi energi Pertamina tetap akan memproduksi minyak dan gas bumi demi memenuhi ketahanan energi di Indonesia. 

Di saat yang bersamaan, Pertamina NRE akan mengembangkan bisnis baru yang hijau dan rendah karbon, termasuk melaksanakan efisiensi energi dan tebus karbon (carbon offset). 


Baca Juga: Produksi Listrik EBT Pertamina NRE Tumbuh 18% pada Tahun Lalu

“Di tahun lalu budget investasi kita di Subholding sekitar US$ 400 juta, di tahun ini tentunya jauh lebih besar dari itu atau naik 50%. Nah tahun depan naik ke US$ 1 miliar,” ujarnya di Gedung Kontan, Selasa (16/1). 

Fadli mengungkapkan, investasi di tahun ini akan banyak dialokasikan untuk proyek panas bumi dan ekosistem baterai kendaraan listrik yang akan dilaksanakan oleh  Indonesia Battery Corporation (IBC). Sebagian dana untuk pembangunan solar panel di beberapa lokasi. 

Dia menyatakan, realisasi investasi Pertamina NRE di sepanjang tahun lalu lebih baik dibandingkan 2022. Meski demikian, pihaknya masih mengalami sejumlah tantangan seperti mundurnya proyek sehingga proyek itu dilanjutkan (carry over) di tahun ini. 

“Beberapa investasi akuisisi ini mundur tetapi dari sisi sellernya. Meski mundur, ini tidak mengurangi investasi di tahun ini,” jelasnya. 

Adapun sejalan dengan tumbuhnya alokasi investasi, target kapasitas pembangkit energi terbarukan ditargetkan Pertamina NRE ikut terkerek. Misalnya saja untuk kapasitas pembangkit panas bumi (PLTP) akan bertambah 55 MW dari PLTP Lumut Balai. 

Dalam catatan sebelumnya, Pertamina juga tengah melaksanakan finalisasi serangkaian proses tahap akhir untuk beberapa proyek yang siap dioperasikan di 2024. Seperti PLTS Kilang Balongan, PLTS Kilang Dumai, PLTS Kilang Cilacap, PLTS di fasilitas Pemasaran Pertamina, dan tentunya PLTGU Jawa-1 Unit 1.

Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting menjelaskan saat ini pembangkit geothermal yang sudah beroperasi sebesar 672 Megawatt (MW). Dengan tambahan PLTP Mulut Balai yang segera beroperasi Desember 2024 maka total kapasitas dari panas bumi Pertamina NRE akan menjadi 727 MW. 

“Dalam dua tahun ke depan melalui kerja sama dengan PLN pemanfaatan geothermal dengan teknologi binary, kapasitas panas bumi Pertamina akan tembus ke 1 GW,”  ujarnya dalam kesempatan yang sama.  

Di sepanjang 2023, Pertamina NRE mencatatkan produksi pembangkitan listrik berbasis energi bersih sebesar 5,5 juta MWh (unaudited) atau tumbuh 18% year on year (YoY) dari sebelumnya 4,7 juta MWh di 2022. 

Baca Juga: Ini Sejumlah Batu Sandungan yang Dihadapi Indonesia Saat Masa Transisi Energi

Dari pembangkit Listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dioperasikan oleh anak usahanya, PT Pertamina Gothermal Energy, Tbk (PGEO), produksi listrik yang dihasilkan hingga akhir 2023 mencapai 4,7 juta MWh (unaudited) atau naik 2% year on year (YoY). 

Sedangkan produksi dari pembangkit Listrik berbasis energi terbarukan, seperti pembangkit Listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit Listrik tenaga biogas (PLTBg) total mencapai 47 ribu MWh (unaudited) atau meningkat sebesar 59% YoY.

Kemudian beroperasinya pembangkit Listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa-1 unit 2 yang berkapasitas 880 MW di Desember 2023 menambah produksi Listrik sebesar 751.000  MWh. 

Bukan itu saja, Blok Rokan juga telah mengoperasikan PLTS berkapasitas 25,7 MWp di wilayah kerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PLTS berkapasitas 2,25 MWp di area operasi Kilang Pertamina Plaju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .