KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain sertifikat TKDN, PT Sucofindo (Persero) terus mendorong pelaku usaha, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara konsisten meningkatkan dan menjaga kualitas produk. Direktur Utama PT Superintending Company of Indonesia (Persero) atau Sucofindo Bachder Djohan Buddin menilai bahwa pengusaha, terutama UMKM, jangan berpikir untuk mendapatkan laba dalam waktu cepat, tetapi tidak dapat sustain. Lebih baik pelaku usaha konsisten menjaga kualitas produknya sehingga bisa sustain dalam jangka panjang. Kata dia, saat ini perlu langkah revolusi secara tuntas untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Salah satu langkah untuk menjaga kualitas produk lokal, lanjutnya, dapat melalui penerapan standard nasional Indonesia (SNI).
“Kalau bicara revolusi, maka butuh perjuangan. Perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan yang memakan biaya besar sehngga selanjutnya tidak akan menghasilkan produk abal-abal. Persiangan membutuhkan waktu dan pengorbanan sampai masyarakat bangga menggunakan produk dalam negeri karena kualitas,” ujar Alumnus Teknik Arsitektur, Universitas Hasanuddin dalam rilisnya, Sabtu (19/6). Bachder telah menakhodai Sucofindo sejak 2014. Sejak berdiri 1956, Sucofindo kini sebagai perusahaan jasa yang memberikan layanan testing (pengujian), inspection (inspeksi) dan certification (sertifikasi). Saat ini, Sucofindo menjadi salah satu BUMN yang ditugaskan oleh Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi TKDN. Menurutnya, regulasi TKDN bertujuan untuk menyejahterakan rakyat melalui kekuatan perekonomian dari bawah, yaitu penggunaan produk lokal. Selain upaya melalui sertifikasi TKDN, perlu dibarengi dengan dukungan dan insentif untuk UMKM. Dia mencontohkan
political will Pemerintah China yang membangun industri rumah tangga dengan memberikan berbagai insentif seperti pembebsan pajak selama jangka waktu tertentu dan bunga rendah sehingga biaya produksi pada tahap awal sudah turun. Dari sisi pelaku usaha, lanjutnya, pelaku usaha jangan berpikir untuk mengambil untung besar dalam jangka pendek, tetapi bertekad untuk menghasilkan produk berkualitas dan kompetitif. Bachder menjelaskan bahwa Sucofindo telah menangani verifikasi TKDN pada barang dan jasa sejak 2006 sampai saat ini. Dukungan pemerintah terkait penggunaan TKDN bertujuan untuk peningkatan penggunaan produk dalam negeri serta mengurangi ketergantungan produk luar negeri (impor) melalui optimalisasi belanja pemerintah dan BUMN. Menurutnya, terdapat 18 kelompok barang yang sudah dilakukan sertifikasi TKDN diantaranya bahan penunjang pertanian, mesin & peralatan pertanian, mesin & peralatan pertambangan, mesin & peralatan migas, alat berat, mesin & peralatan pabrik, kelistrikan, dan lainnya. “Kami sudah mengawal sertifikasi TKDN sejak 2006 sampai sekarang dengan reputasi yang baik, peningkatan kompetensi dan dukungan SDM [sumber daya manusia] yang andal,” tutur pria yang menyelesaikan pascasarjana di Magister Manajemen Universitas Hasanuddin pada 2001 ini. Bachder terus meningkatkan kinerja Sucofindo kendati harus berjibaku dengan situasi pandemi Covid-19. Dia menegaskan bahwa dalam masa pandemi ini pihaknya tetap memberikan pelayanan terbaik kepada customer dengan mengedepankan profesionalisme, berkualitas, dengan bekerja secara tim. “Saya berpikir kami tidak terpengaruh oleh pandemi, pendapatan Sucofindo tetap tumbuh," kata dia. Menurutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, Sucofindo sebagai lembaga independen yang ditunjuk oleh Pemerintah dalam melakukan verifikasi TKDN, selalu berkomitmen tinggi dalam mendukung program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang dicanangkan oleh Pemerintah. Kebutuhan pengurusan Sertifikat TKDN selama masa pandemi terjadi peningkatan yang signifikan sejak tahun 2019 sampai dengan Mei tahun 2021. Berdasarkan data P3DN Kementerian Perindustrian, data jumlah sertifikat yang terbit periode 2019–2021 mencapai 5.648 sertifikat dengan perincian pada tahun 2019 terdapat 1.207 sertifikat, 2.462 sertifikat pada 2020, dan Januari – Mei 2021 terdapat 1.979 sertifikat. “Pada 2021 terjadi peningkatan permintaan sertifikat TKDN, Sucofindo sebagai salah satu surveyor independen yang ditugaskan oleh Pemerintah dalam melakukan verifikasi TKDN akan terus berkomitmen untuk melayani dan mendukung program pemerintah tersebut,” tutur pria yang meraih berbagai penghargaan bergengsi ini, salah satunya Top Digital Awards 2020. Bachder mengakui bahwa kondisi pandemi sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Banyak sektor-sektor usaha yang tidak bisa bertahan. Untuk mempertahankan keberlangsungan usaha, katanya, Sucofindo selalu melakukan proses
continuous improvement pada semua lini usahanya. Upaya berkelanjutan dilakukan untuk mengembangkan dan memperbaiki pelayanan ataupun proses. Berdasarkan data Kemenperin, saat ini hanya 6.240 sertifikat yang masih berlaku (41.64%) dari total 14.985 sertifikat. Ini menjadi tantangan Sucofindo untuk selalu melakukan sosialisai kebijakan TKDN dan mengajak produsen untuk melakukan sertifikasi TKDN terhadap produknya.
Bachder pun ingin meninggalkan legacy setelah selesai menjadi pimpinan Sucofindo, yaitu meningkatkan kesejahteraan karyawan perseroan. “Dalam hati kecil saya, bagaimana saya memiliki karyawan yang akan saya sejahterakan," ujarnya. Dia kembali menegaskan bahwa rencana menaikkan kesejahteraan karyawan Sucofindo sudah melalui perhitungan. “Saya bukan untuk cari nama, tetapi keikhlasan dan ketulusan itu adalah kesejahteraan yang merata bagi seluruh karyawan Sucofindo, bukan kesejahteraan secara individual," kata dia. Sebelum menjadi Direktur Utama PT Sucofindo (Persero), Bachder menduduki posisi Direktur Utama PT Kawasan Industri Makassar (Persero) selama periode 2007 – 2014. “Prinsip hidup saya: Kalau kapal sudah berlayar, jangan coba panggil untuk kembali ke dermaga, karena pasti akan patah kemudinya. Jadi, kalau sudah jalan, jangan harap kau suruh saya kembali, saya harus jalan terus.” Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini