KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Chief Executive Officer PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) Terry O'Connor membenarkan adanya kenaikan
service charge atau biaya
service pada berbagai pusat perbelanjaan. “Kenaikan
service charge di tiap-tiap pusat perbelanjaan bervariasi dan besarannya mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen masing-masing pusat perbelanjaan,” kata Terry melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kontan, Selasa (08/08). Namun mengenai besarnya persentase kenaikan, ia mengatakan terdapat variasi biaya layanan yang cukup signifikan karena beberapa mall ada yang masih dalam tahap pemulihan dari dampak COVID-19, sementara ada juga mall-mall yang mampu pulih lebih cepat.
Meski ada kenaikan, ia menjelaskan ini tak berpengaruh banyak dalam kinerja Matahari. LPPF jelas dia selalu berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan semua pengembang untuk memastikan bahwa antara layanan yang diberikan dan biaya yang dibebankan sudah sesuai dengan baik.
Baca Juga: Buyung Poetra Sembada (HOKI) Optimistis Kinerja Bertumbuh Lebih Baik “Di beberapa mall dimana biaya layanan terikat pada inflasi, kami dapat melihat lonjakan yang berpotensi membutuhkan negosiasi lebih lanjut. Namun, sebagian besar pengembang cukup
reasonable dalam menetapkan biaya layanan, sehingga kami berhasil mencapai kesepahaman dalam sebagian besar kasus,” jelasnya. Terry juga menjamin bahwa kenaikan
service charge tidak akan mempengaruhi harga produk yang dijual. LPPF kata dia mengelola penjualan melalui penetapan harga yang hati-hati, promosi yang kuat, dan
merchandise improvements. LPPF juga jelasnya memiliki strategi untuk menekan cost. Yang pertama adalah menggunakan strategi kombinasi
fixed dan
seasonal resources yang tepat. “Kami juga mengadopsi pendekatan
return-on-investment terhadap biaya pemasaran, dan secara keseluruhan mengurangi subsidi untuk hal-hal yang berkaitan dengan COVID-19,” ungkapnya Di semester kedua tahun 2023, bisnis ritel kata dia masih akan menghadapi beberapa tantangan. Seperti perubahan preferensi konsumen, persaingan pasar, dan ketidakpastian ekonomi. “Untuk mengatasi tantangan ini, Matahari telah menerapkan beberapa strategi, termasuk meningkatkan kemampuan untuk hadir secara
omni-channel, transformasi toko, ekspansi produk, menyediakan pengalaman pelanggan yang personal, dan menghadirkan kampanye pemasaran inovatif,” jelasnya. Sebelumnya, sejumlah pengembang mall memutuskan menaikkan
service charge yang dipatok mulai dari 5%. Contohnya adalah PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) yang melakukan kenaikan agar mall dapat menjaga pelayanan tetap prima dan penyesuaian dari beberapa biaya operasional yang mengalami kenaikan. “Betul, kenaikan
service charge sudah diterapkan pada pusat perbelanjaan yang dimiliki MTLA di Metropolitan Mall Bekasi, Grand Metropolitan dan Metropolitan Mall Cibubur sejak awal tahun 2023,” kata Direktur Metland, Olivia Surodjo kepada Kontan, Rabu (02/08).
Baca Juga: Kinerja Moncer, Adaro Minerals (ADMR) Pertahankan Target Operasional Tahun Ini Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah juga mengatakan kenaikan
service charge pada pusat perbelanjaan sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2021, meski kenaikannya sedikit demi sedikit.
“Hampir semua mall di Indonesia naik,” kata dia saat dihubungi Kontan, Rabu (02/08). Meski begitu Budiharjo mengatakan asosiasi menyarankan para penyewa mall untuk menaikkan harga servis di bawah inflasi. “Misalnya, inflasi tahun ini 5%, kalau bisa di bawah itulah ya kenaikan
service charge-nya” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi