JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) akhirnya mencatatkan diri sebagai emiten ke-19 yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Beberapa saat setelah resmi listing, saham emiten pertambangan ini naik tipis ke level Rp 2.600 per saham, dengan volume transaksi 3.143 lot dengan nilai Rp 4,08 miliarGEMS sendiri telah menawarkan saham perdananya sebanyak 882,353 juta saham dengan harga Rp 2.500 per saham. Adapun, hingga pukul 9.51 WIB, saham ini masih reli 5% ke posisi Rp 2.625 per saham. Dari hajatan ini, GEMS mendapatkan dana segar mencapai Rp 2,205 triliun. Nantinya, sekitar 65% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengeluaran modal dan biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batubara untuk mendukung rencana ekspansi anak usaha.Sedangkan 25% dari dana tersebut, akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha. Antara lain meliputi biaya kontraktor pertambangan, biaya konsumsi BBM, biaya penggantian dan pemeliharaan suku cadang alat-alat berat, dan biaya operasional lainnya.Sementara sekitar 10% akan digunakan perseroan dalam tahun 2011 untuk melunasi sebagian atau seluruh utang perseroan. Saat ini, utang perseroan tercatat sebanyak US$ 40 juta yang merupakan pinjaman dari induk usaha, yakni PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) dan perbankan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sesaat setelah listing, saham GEMS hanya naik 4%
JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) akhirnya mencatatkan diri sebagai emiten ke-19 yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Beberapa saat setelah resmi listing, saham emiten pertambangan ini naik tipis ke level Rp 2.600 per saham, dengan volume transaksi 3.143 lot dengan nilai Rp 4,08 miliarGEMS sendiri telah menawarkan saham perdananya sebanyak 882,353 juta saham dengan harga Rp 2.500 per saham. Adapun, hingga pukul 9.51 WIB, saham ini masih reli 5% ke posisi Rp 2.625 per saham. Dari hajatan ini, GEMS mendapatkan dana segar mencapai Rp 2,205 triliun. Nantinya, sekitar 65% dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengeluaran modal dan biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batubara untuk mendukung rencana ekspansi anak usaha.Sedangkan 25% dari dana tersebut, akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha. Antara lain meliputi biaya kontraktor pertambangan, biaya konsumsi BBM, biaya penggantian dan pemeliharaan suku cadang alat-alat berat, dan biaya operasional lainnya.Sementara sekitar 10% akan digunakan perseroan dalam tahun 2011 untuk melunasi sebagian atau seluruh utang perseroan. Saat ini, utang perseroan tercatat sebanyak US$ 40 juta yang merupakan pinjaman dari induk usaha, yakni PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) dan perbankan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News