Sesi I, enam sektor seret IHSG ke zona merah



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan sesi I, Kamis (26/5). Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,17% atau 8,323 poin ke level 4.764,654 pukul 12.00 WIB.

Ada 115 saham yang bergerak turun, 148 saham bergerak naik, dan 90 saham stagnan. Perdagangan di paruh pertama ini melibatkan 1,i95 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,87 triliun.

Enam indeks sektoral menyeret IHSG perdagangan pagi. Sektor barang konsumsi memimpin penurunan sebesar 0,80%. Selanjutnya diikuti manufaktur turun 0,58%, aneka industri turun 0,39%, dan infrastruktur turun 0,29%.


Sementara, empat sektor lainnya menghijau antara lain; pertanian naik 1,39%, pertambangan naik 0,78%, keuangan naik 0,24%, dan industri dasar 0,19%.

Aksi beli asing rupanya masih mewarnai perdagangan. Di pasar reguler, net buy asing sebesar Rp 166,440 miliar dan net buy asing keseluruhan perdagangan Rp 139,948 miliar.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain: PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 3,14% ke Rp 3.390, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) turun 2,26% ke Rp 6.500, dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 1,58% ke Rp 1.560.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) naik 4,50% ke Rp 1.510, PT Aneka Tambang (ANTM) naik 3,82% ke Rp 680, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 3,58% ke Rp 15.200.

Disokong minyak

Sementara itu, bursa saham Asia melanjutkan penguatan ke level tertinggi satu pekan. Mata uang negara-negara pengekspor minyak pun turut terangkat karena minyak mentah Brent tembus level di atas US$ 50 per barel untuk pertama kalinya sejak November.

Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,4% pukul 11:03 pagi waktu Tokyo. Sedangkan, indeks Topix Jepang naik melaju 1,1%. Sementara itu, indeks acuan Hong Kong dan Shanghai justru menurun.

Asal tahu saja, dalam dua hari ini indeks MSCI Asia Pacific menguat ke level tertinggi lebih dalam sebulan. Sedangkan, minyak mentah Brent menguat untuk hari ketiga setelah data menunjukkan stok AS menurun lebih dari perkiraan.

Bisa dibilang, sentimen pasar telah berbalik sepekan terakhir karena optimisme bahwa perekonomian global bisa mengatasi kebijakan moneter The Fed. Jajak pendapat menunjukkan meningkatnya dukungan untuk Inggris untuk tetap di Uni Eropa , mengurangi kekhawatiran atas prospek " Brexit , " dan reli komoditas yang menangkal ancaman deflasi.

"Pasar sekarang lebih menerima kenaikan tarif AS," kata Mitsushige Akino, pejabat eksekutif di Ichiyoshi Asset Management Co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto