Sesi I, IHSG masih menghijau 0,13%



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melaju di zona positif mengikuti pasar regional pada sesi I, Rabu (25/1). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,13% atau 6,895 poin ke level 5.98,983.

Volume perdagangan sesi I ini mencapai 21 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp 4,27 triliun. Tercatat ada 121 saham naik, 142 saham turun, dan 118 saham stagnan.

Delapan sektor masih menopang IHSG. Sektor industri dasar memimpin penguatan 1,07%, dan sektor perdagangan paling dalam pelemahannya 0,62%.


Investor asing juga masih mengambil sikap beli. Di pasar reguler, net buy asing Rp 204,675 miliar dan Rp 585,119 miliar keseluruhan market.

Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) naik 2,87% ke Rp 8.950, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 1,75% ke Rp 2.320, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) naik 1,50% ke Rp 15.250.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 2,55% ke Rp 1.335, PT Media Nusantara Citra Tb (MNCN) turun 2,27% ke Rp 1.725, dan PT Hanson International Tbk (MYRX) turun 1,85% ke Rp 159.

"Berlanjutnya kenaikan bursa saham di kawasan Asia menjadi salah satu katails positif bagi IHSG unutk melanjutkan pergerakannya di area penguatan," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.

Kendati demikian, lanjut dia, laju IHSG juga berpotensi terbatas menyusul kebijakan Donald Trump yang menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), hal itu dinilai dapat membahayakan perekonoian global, terutama negara berkembang yang mengandalkan ekspor.

"Setiap bentuk perang dagang yang berlangsung di pasar global, juga cenderung menimbulkan pengaruh kepada investor terhadap investasi pada aset-aset berisiko di 'emerging market'," katanya.

Namun, ia mengatakan bahwa sentimen dari kebijakan Donald Trump memang tetap harus diwaspadai, tetapi tampaknya investor juga tidak ingin terjebak dalam satu isu tersebut saja. Sentimen dari dalam negeri yang secara umum masih cukup kondusif diharapkan menjaga fluktuasi IHSG di area positif.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa laporan kinerja emiten selama 2016 yang sedang dinanti investor diharapkan mencatatkan hasil sesuai ekspektasi sehingga dapat menjadi penopang IHSG.

"Kinerja tahunan dari emiten sedianya akan dirilis dalam waktu dekat, dengan kondisi perekonomian yang stabil diharapkan mempengaruhi kinerja emiten tetap positif," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto