Sesi I, IHSG melaju 0,28% didorong 9 sektor



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona positif selama perdagangan sesi I, Kamis (2/2). Mengacu RTI, indeks naik 0,28% atau 15,087 poin ke level 5.342,248.

Tercatat 164 saham bergerak naik, 110 saham bergerak turun, dan 112 saham stagnan. Volume pada perdagangan pagi sebesar 10,39 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,33 triliun.

Sembilan dari 10 indeks sektoral jadi penyokong laju IHSG. Sektor pertambangan paling tinggi kenaikannya 0,82%. Sektor infrastruktur jadi satu-satunya sektor yang memerah 0,03%.


Pada sesi I, asing catatkan beli bersih Rp 55,099 miliar. Di pasar reguler, net buy asing sebesar Rp 60,789 miliar. 

Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Vale Indonesia Tbk (INCO) naik 6,64% ke Rp 2.730, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik 3,09% ke Rp 835, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 3,01% ke Rp 6.850.

Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT XL Axiata Tb (EXCL) turun 2,11% ke Rp 2.790, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 1,43% ke Rp 1.725, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 1,17% ke Rp 1.685.

"Sentimen positif fundamental makro ekonomi Indonesia menjadi salah satu faktor yang menopang laju IHSG," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengutip dari Antara.

Ia mengemukakan bahwa membaiknya perekonomian Indonesia membuka lebar bagi lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) memberikan peringkat "investment grade" ke Indonesia pada tahun ini.

"Potensi itu didukung adanya perbaikan kondisi fiskal yang relatif rendah risiko yang akan memperbaiki fundamental ekonomi domestik," katanya.

Namun, menurutnya, sentimen positif fundamental makro ekonomi Indonesia nampaknya akan dibatasi oleh faktor dari pasar saham Asia pada pagi ini bergerak dengan volatilitas rendah seiring dengan penantian hasil dari pertemuan The Fed.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa data inflasi Januari 2017 yang relatif rendah menunjukkan kondisi ekonomi domestik cukup stabil di tengah perekonomian global yang masih bervariasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto