JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berthan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan, Jumat (21/4). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,64% atau 35,585 poin ke level 5.630,891. Tercatat 160 saham bergerak naik, 116 saham bergerak turun, dan 114 saham stagnan. Volume perdagangan 7,45 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,27 triliun. Delapan dari 10 indeks sektoral menopang penguatan IHSG. Sektor infrastruktur memimpin penguatan 2,44%. Sedangkan, sektor agrikultur paling melemah 1,28%.
Saham-saham top gainers LQ45 antara lain; PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 4,38% ke Rp 4.290, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) naik 3,60% ke Rp 2.880, dan PT Astra International Tbk (ASII) naik 2,62% ke Rp 8.800. Saham-saham top losers LQ45 antara lain; PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 2,35% ke Rp 1.665, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 2,20% ke Rp 14.475, dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 1,59% ke Rp 12.400. Di sisi perdagangan pagi ini, asing lebih memilih mengambil posisi jual. Tercatat jual bersih asing Rp 110,007 miliar. Meski demikian, di pasar reguler asing masih membukukan beli bersih Rp 275,527 miliar. "Bauran sentimen pasar yang positif baik dari dalam negeri maupun luar negeri, membuka peluang bagi IHSG pada perdagangan saham hari ini bergerak menguat," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara. Ia mengemukakan bahwa kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence ke Indonesia dimanfaatkan oleh pemerintah dengan menjajaki kerja sama di subsektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Di sisi lain, lanjut dia, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross juga sedang melakukan studi komprehensif kepada mitra dagang AS. Studi akan difokuskan kepada negara yang memiliki surplus dagang yang tinggi dengan AS.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang akan menjadi fokus kajiannya," katanya. Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa bursa saham di kawasan Asia yang cenderung bergerak menguat juga menjadi salah satu faktor yang menopang IHSG. "Diharapkan, tensi geopolitik tidak berkepanjangan sehingga membuat laju IHSG tertahan," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto