JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil sumringah di sesi pertama perdagangan, Rabu (21/10). Data RTI menunjukkan indeks ditutup naik signifikan 1,18% atau 54,29% ke level 4.640,11 pukul 12.00 WIB. Tercatat 167 saham bergerak naik, 84 saham bergerak turun, dan 78 saham stagnan. DI sesi pertama perdagangan ini melibatkan 3,12 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,6 triliun. Performa positif IHSG di rehat pertama ini ditopang masuknya dana asing ke pasar. Tengok saja, net buy asing di pasar reguler mencapai Rp 225,896 miliar. Sementara secara keseluruhan net buy asing mencapai Rp 193,797 miliar.
Penguatan indeks juga ditopang menghijaunya seluruh indeks sektoral. Industri dasar memimping penguatan 10 indeks sektoral yakni naik 3,23% dan diikuti agrikultur naik 2,35%, konstruksi naik 1,40%, dan keuangan naik 1,26%. "Harapan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga membuka peluang bagi IHSG untuk bergerak menguat," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara. Menurut Nico Omer, jika pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal ketiga membaik dibandingkan kuartal sebelumnya, akan terindikasi bahwa kinerja keuangan emiten juga akan membaik, dengan begitu potensi IHSG bergerak di area positif cukup terbuka. "Sentimen dari dalam negeri itu yang sedang menjadi perhatian pelaku pasar hingga akhir penutupan bulan ini," kata Nico. Ia menyampaikan bahwa Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2015 antara 4,8-5 %, lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama dan kuartal kedua. Ia menambahkan Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga sedikit lebih tinggi mencapai 4,85 %, lebih baik dibandingkan kuartal pertama dan kedua yang masing-masing sebesar 4,7 % dan 4,67 %. Kendati demikian, ia mengingatkan pemulihan ekonomi global masih terbatas, produk domestik bruto (PDB) Tiongkok tumbuh hanya 6,9 %, tingkat paling lambat dalam enam tahun terakhir di kuartal ketiga.