Sesuai Prediksi, Kasus Covid-19 Melandai Pada Maret 2022, Waspadai Omicron Siluman



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sesuai prediksi, serangan virus corona varian Omicron yang menyebabkan Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia mencapai puncak pada akhir Februari-awal Maret 2022. Terbukti, kasus Covid-19 terus berkurang hingga 6 Maret 2022.

Dilansir dari website Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus aktif Covid-19 di Indonesia konsisten menunjukkan tren penurunan dan kini angkanya sudah di bawah 500.000 kasus per hari sejak Selasa 1 Maret hingga Minggu 6 Maret 2022.

Sejak Selasa 1 Maret 2022, jumlah kasus Covid-19 aktif menyentuh angka 568.276. Sedangkan jumlah kasus Covid-19 aktif pada Minggu 6 Maret 2022 berada di 475.951.


Bersamaan itu, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh yang juga konsisten meningkat. Jumlah pasien Covid-19 yang sembuh per Minggu 6 Maret 2022 mencapai 49.080 orang, naik dibandingkan kemarin (5/3) yang ada di posisi 46.669.

Kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Minggu 6 Maret 2022 juga turun ke 24.867. Jumlah kasus Covid-19 tersebut lebih rendah dari Sabtu 5 Maret 2022 yang sempat di level 30.156.

“Minggu pertama di bulan Maret ini, ketahanan kesehatan nasional di tengah pandemi secara konsisten menunjukkan tren perbaikan. Ini didorong oleh kasus aktif yang mulai turun sejak awal Maret dan angka kesembuhan yang terus naik setiap harinya. Mudah-mudahan tren ini dapat terus kita jaga sehingga kita dapat melewati pandemi ini bersama-sama,” ujar Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes.

Selain angka kasus aktif Covid-19 dan kesembuhan yang menunjukkan tren positif, angka perawatan pasien juga masih terus terkendali. Keterisian tempat tidur isolasi dan intensif untuk perawatan Covid-19 pada Minggu 6 Maret 2022 mencapai 29% dari total kapasitas nasional, turun dari posisi 31% per kemarin (5/3).

Baca Juga: Kasus Covid-19 3 Maret 2022 Masih Tinggi, Zona Merah Corona Muncul Lagi di Indonesia

Begitu pula dengan aktivitas testing spesimen yang diupayakan tetap di level 400.150 (5/3). Angka tersebut naik dari jumlah testing sebelumnya yang sempat di level 341.631 (4/3).

Meski kasus Covid-19 melandai, namun pemerintah meminta masyarakat tetap waspada. “Pemerintah berkomitmen mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan nasional dan mempersempit ruang penyebaran virus melalui testing, tracing, dan treatment demi mengontrol pandemi. Kolaborasi masyarakat diharapkan bisa terwujud melalui kesediaannya untuk dilakukan testing, tracing, memperketat protokol kesehatan, dan mempertahankan diri lewat vaksinasi lengkap maupun booster,” imbau Nadia.

Vaksinasi sebagai salah satu upaya pemerintah juga telah diperluas cakupannya dan dipercepat penyelenggarannya melalui beberapa skenario kebijakan terbaru. Vaksinasi lengkap dan booster mampu mengurangi dampak bergejal berat hingga risiko meninggal akibat Covid-19. Lansia, orang dengan komorbid, hingga anak-anak menjadi yang paling rentan dan paling perlu pertahanan dari Covid-19 dengan melengkapi vaksinasinya dan melakukan vaksinasi booster.

Omicron siluman

Saat ini, masyarakat harus mewaspadai penularan Covid-19 akibat Omicron siluman. Kemenkes menyebutkan telah mengidentifikasi setidaknya 330 kasus dari varian Omicron siluman hingga Kamis 3 Maret 2022.

Dilansir dari Kompas.com, Nadia menyatakan kasus Omicron siluman di Indonesia didapatkan dari pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) pada sampel pasien Covid-19.

Tujuan dari pemeriksaan sampel menggunakan WGS ini yaitu, untuk memberikan gambaran varian apa yang saat ini mendominasi di wilayah tertentu. "Kita sudah mendeteksi kurang lebih 330 (kasus infeksi) BA.2, (jumlah) ini proporsinya masih kecil kalau kita bandingkan dengan BA.1.1, BA.1 (sekitar) 5.000-an kasus yang kita temukan," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/3/2022).

Gejala Omicron siluman

Dilansir dari Kompas.com, gejala Covid-19 akibat Omicron siluman ini tidak berbeda dari varian Omicron biasa. Nadia pun membeberkan beberapa gejala Omicron siluman yang paling banyak dikeluhkan pasien, di antaranya:

  •     Sakit tenggorokan
  •     Demam
  •     Pilek atau hidung meler
  •     Tubuh terasa pegal dan meriang
Ciri-ciri Omicron siluman tetap menunjukkan gejala yang ringan. Namun, bukan berarti virus ini tidak berbahaya.

Virus Omicron siluman ini sangat berbahaya dan sangat menular. Nyatanya, varian Omicron siluman ini mampu membuat lonjakan kasus Omicron di berbagai negara terus meningkat.

Dilansir dari NPR, Omicron siluman memang membuat data seolah terjadi perlambatan kenaikan kasus. Namun, para ahli di Amerika Serikat menduga justru varian Omicron siluman ini akan meningkatkan kebutuhan orang terhadap respirator dan angka kematian akan kembali meningkat.

Siapa yang rentan terkena Omicron siluman?

Infeksi Omicron siluman bisa menyerang siapa saja, bahkan orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Namun, data menunjukkan bahwa orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap hanya mengalami gejala ringan saja, dibandingkan orang yang belum atau baru satu kali vaksin.

Omicron sendiri memiliki kemampuan menyerang orang yang telah mendapatkan vaksin. Tapi Omicron siluman ini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menembus sistem imun.

Selain itu, WHO juga menambahkan bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 juga tetap bisa terkena reinfeksi. Namun, WHO meyakini bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap infeksi subvarian Omicron siluman.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 6  Maret 2022 dan gejala Omicron siluman yang harus diwaspadai. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 baik karena virus corona biasa, Omicron maupun Omicron siluman.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto