KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fengshui bukan satu-satunya acuan untuk menentukan saham pilihan. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa sebagian ramalan berdasarkan kalender China ini tepat, meski ada pula yang meleset. Seperti pada tahun tikus logam misalnya. Berdasarkan Fengshui Index dari CLSA, sektor pertambangan menjadi yang paling moncer sepanjang 2020. Benar saja, sektor ini memberikan imbal hasil atau return paling tinggi sepanjang tahun lalu. Sektor perkebunan sejatinya juga memberikan return positif, namun tak sampai 1%.
Sektor properti, berdasarkan perhitungan fengshui juga digadang-gadang menjadi yang paling perform. Namun, perhitungan ini meleset pada tahun tikus logam lalu. Sepanjang tahun 2020, sektor tersebut mengakumulasi penurunan 21%. Ini merupakan penurunan paling tinggi dibanding indeks sektoral. Dalam fengshui index, CLSA menyematkan kategori medioker untuk sektor telekomunikasi. Sektor ini merupakan sub-sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Namun, penurunan pada sektor ini juga bukan merupakan yang terendah. Asal tahu saja, medioker merupakan peringkat terendah dalam indeks fengshui CLSA. Good merupakan peringkat satu tingkat di atas medioker. Sedang great merupakan peringkat paling tinggi. Baca Juga: Usaha sektor kesehatan akan berkembang di Tahun Kerbau Logam Andy Wibowo Gunawan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebut, moncernya sektor tambang, khususnya batubara tak lepas dari ekspektasi meningkatnya konsumsi batubara di China. Pandemi Covid-19 memang sempat menekan permintaan batubara namun akhirnya rebound di paruh kedua tahun lalu. Cuma memang, secara historis permintaan batubara di China baru akan lebih tinggi pada semester kedua. "Meski begitu, permintaan batubara sepanjang tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu," ujar Andy belum lama ini.