Sesuai ramalan, The Fed mempertahankan suku bunga



NEW YORK. Pada saat pasar finansial mengantisipasi kenaikan suku bunga AS sebelum akhir tahun, The Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya lagi Rabu (2/11). Di sisi lain, sinyal kenaikan suku bunga AS pada Desember kian kuat.

 Kendati demikian, petinggi Federal Open Market Committee tidak memberikan konfirmasi langsung mengenai hal ini. Faktanya, jumlah anggota the Fed yang menyetujui suku bunga rendah (dovish) semakin bertambah.

Dalam pernyataannya tadi malam, FOMC mengatakan perbaikan ekonomi dinilai belum cukup untuk diberlakukannya pengetatan kebijakan.


"Komite menilai bahwa rencana kenaikan suku bunga memang semakin menguat, namun akhirnya diputuskan untuk sementara waktu kami menunggu sejumlah bukti lanjutan atas kemajuan yang obyektif," demikian pernyataan resmi FOMC. Bahasa yang mirip juga digunakan FOMC pada September lalu.

Satu-satu perubahan yang cukup mencolok adalah jumlah anggota yang berbeda pendapat berkurang satu orang.

Pada pertemuan sebelumnya, Loretta Meser, Esther George, dan Eric Rosengren berbeda pendapat dengan memilih 'tidak' saat pemungutan suara. Hal ini mengindikasikan mereka lebih setuju bank sentral AS segera menaikkan suku bunga secepatnya. Pada pekan ini, Rosengren bergabung dengan delapan anggota mayoritas FOMC lainnya yang memilih untuk mempertahankan suku bunga.

"Mereka menunda rencana kenaikan karena semakin tingginya tingkat ketidakpastian menjelang pemilu AS. The Fed ingin melihat kondisi yang ada, dan hal ini terefleksi dari pernyataan mereka yang konservatif," jelas Michael Arone, chief investment strategist State Street Global Advisors.

Arone menambahkan, menjelang pemilu, The Fed melihat pernyataan dari kandidat presiden asal Partai Republik Donald Trump, telah menyebabkan sedikit guncangan di dunia perpolitikan. "Meski ini bukan alasan utama kebijakan hari ini, tapi saya yakin, The Fed tidak mau semakin mengguncang kondisi yang ada," paparnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie