Sesuaikan Kondisi Ekonomi Tiongkok, Gerai Baru Pizza Hut Cocok untuk Frugal Living



KONTAN.CO.ID - SHENZHEN. Pizza Hut beradaptasi dengan kondisi ekonomi Tiongkok yang lesu dengan membuka gerai yang menawarkan versi lebih kecil dan lebih murah dari menu favoritnya. 

Gerai Pizza Hut di Distrik Bao An, Shenzhen terlihat ada antrian saat jam makan siang. Gerai ini menjual pizza pepperoni dengan ukuran kecil yang dibanderol 29 Yuan (US$4), pasta sekitar. 15 Yuan dan steak seharga 35 yuan. Asal tahu saja, harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan harga menu dari gerai Pizza Hut pada umumnya. 

"Industri katering Tiongkok sangat kompetitif saat ini, tetapi kami mencoba untuk menjadi inovatif," kata juru bicara Pizza Hut Wow. 


"Jenis gerai ini lebih ditujukan untuk perorangan, seperti sepiring kecil tapas. Sebelumnya, Pizza Hut didirikan untuk keluarga yang berbagi." 

Gerai Pizza Hut Wow pertama dibuka di Guangzhou pada bulan Mei dan kini telah ada lebih dari 100 gerai di seluruh negeri, dengan target 200 gerai pada akhir tahun, kata Yum China.

Baca Juga: Jepang Berikan Subsidi US$2,4 Miliar untuk Proyek baterai Kendaraan Listrik

Menurut analis makanan dan minuman independen Zhu Danpeng, jaringan besar seperti KFC yang dioperasikan Yum China dan McDonald's, yang tahun lalu membeli kembali sebagian besar bisnisnya di Tiongkok, termasuk di antara yang paling siap untuk menang dalam lingkungan berbiaya rendah saat ini.

"Pizza Hut memasuki level harga yang sebelumnya tidak mereka terapkan, menurut saya itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan," katanya.

"Pemenangnya akan sangat hemat biaya, dengan sistem layanan yang baik. Rantai pasokannya harus sangat matang. Jika Anda bukan perusahaan besar, Anda tidak akan dapat memiliki sumber daya ini."

Pemilik restoran di seluruh Tiongkok bersorak gembira atas berakhirnya pembatasan COVID yang kejam pada akhir tahun 2022, berharap hal itu akan mengarah pada pemulihan bisnis, tetapi lebih dari 18 bulan kemudian, ketidakpastian pekerjaan, ekonomi yang melambat, dan sentimen konsumen yang lemah telah menghantam sektor tersebut dengan keras.

Menurut Biro Statistik Beijing, laba di sektor bisnis katering kota tersebut, yang mencakup restoran, turun hingga 88% pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Di Shanghai, pendapatan untuk industri perhotelan, yang juga mengelompokkan restoran, turun sebesar 2,6% tahun-ke-tahun, dengan laba operasi keseluruhan berubah negatif.

Baca Juga: Ungguli Trump, Harris Kantongi Dana Kampanye US$ 404 juta

Selanjutnya: Amandina Mewujudkan Keberlanjutan Lingkungan dengan Inisiatif Daur Ulang Plastik

Menarik Dibaca: J.P. Morgan Berikan Pandangan Positif terhadap Ekonomi dan Pasar Indonesia

Editor: Tri Sulistiowati