KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh telah melayani sebanyak 6 juta penumpang selama satu tahun beroperasi. Hal ini diungkapkan oleh
Coporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC), Eca Chairunisa dalam laporan kinerja Whoosh sejak beroperasinya pada Oktober tahun 2023. "Hingga akhir Oktober 2024, Whoosh telah melayani sekitar 6 juta penumpang," Eva dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/10).
Eva bilang pencapaian volume penumpang tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi modern yang ditawarkan Whoosh. Kehadiran kereta cepat ini telah memberikan nilai tambah bagi perekonomian wilayah sekitar. "Ini juga menunjukkan komitmen KCIC dalam memberikan pelayanan terbaik dan memperluas dampak positif bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat," tambah Eva. Menurutnya, peningkatan ini juga tak luput dari upaya Whoosh dalam berinovasi kebeberapa hal termasuk layanan tiket.
Baca Juga: 1 Tahun Beroperasi, Kereta Cepat Whoosh Sudah Layani 5,8 Juta Penumpang Eva menyebutkan pada awal beroperasi, transaksi tiket Whoosh hanya bisa dilakukan melalui loket, mesin tiket, website, dan aplikasi Whoosh. Kini, pembelian tiket dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi seperti Access by KAI, Livin by Mandiri, BRImo, dan BNI Mobile Banking. Eva juga mengungkapkan bahwa transaksi tiket kereta cepat akan segera tersedia melalui agen perjalanan wisata. Hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat menggunakan Whoosh. Selain itu juga bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata di sepanjang rute Whoosh, guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. "KCIC berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku industri wisata," urainya. Diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini mulanya banyak mengundang pro dan kontra utamanya masalah pembiayaan. Pasalnya dalam pembangunan proyek sempat mengalami pembengkakan biaya (cost overrun). Pinjaman senilai hampir Rp 7 triliun dari China Development Bank (CDB) telah cair untuk menutupi kekurangan biaya tersebut. Menurut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, bunga pinjaman untuk utang tersebut bervariasi, yaitu 3,2% untuk pinjaman dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD) dan 3,1% untuk pinjaman dalam mata uang renminbi (CNY). Arya menyatakan bahwa bunga utang ini dapat dipenuhi dan dibayar oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) melalui konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), pemegang saham KCIC. Dengan jumlah penumpang yang dinilai sudah cukup besar dan sesuai proyeksi, Arya optimistis utang tersebut dapat dilunasi sesuai jadwal, dengan tenor pinjaman mencapai 35 tahun.
Baca Juga: Satu Tahun Kereta Cepat, Menhub Harap Bisa Diperluas Hingga Surabaya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati