KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menikmati masa pensiunnya selama empat tahun, Elliott Hill, yang kini berusia 60 tahun, kembali ke cinta pertamanya, Nike. Hubungan jangka panjang Hill dengan perusahaan ritel olahraga ini telah berlangsung lebih dari tiga dekade, dan kini ia kembali dengan peran yang lebih besar. Pada hari Kamis, saham Nike melonjak setelah pengumuman bahwa Hill akan menggantikan CEO saat ini, John Donahoe, yang akan mundur bulan depan. Kembalinya Hill ke posisi puncak ini menandai kembalinya seorang tokoh yang telah menghabiskan sebagian besar kariernya di Nike.
Karier Hill: Dari Asisten Pelatih Atletik Hingga CEO
Perjalanan karier Hill di Nike sangat menarik. Sebelum bergabung dengan Nike, satu-satunya peran non-Nike yang pernah diemban Hill adalah sebagai asisten pelatih atletik untuk Dallas Cowboys pada 1980-an. Setelah masa singkat ini, Hill memulai kariernya di Nike pada tahun 1988 sebagai seorang intern perwakilan penjualan apparel.
Baca Juga: Ini 5 Buku yang Sangat Memengaruhi Kesuksesan Warren Buffett Dua tahun kemudian, Hill berhasil naik pangkat dalam jalur penjualan. Ia beralih ke posisi penjualan grafis olahraga, menjadi perwakilan penjualan, lalu akhirnya menjadi manajer penjualan. Dalam lebih dari satu dekade, Hill mulai menduduki posisi wakil presiden. Tidak mengherankan, profil LinkedIn Hill terlihat sedikit tidak konvensional, dengan sebagian besar pencapaiannya berupa daftar bullet point dari berbagai posisi di Nike. Selama 32 tahun bekerja di satu perusahaan, riwayat karier Hill mencerminkan jalur karier tradisional yang semakin jarang terlihat, terutama di tengah pasar tenaga kerja yang ketat saat ini.
Tren Karier Tradisional yang Memudar di Pasar Kerja Modern
Pada masanya, tetap bekerja di satu perusahaan selama sebagian besar karier dan menaiki "tangga korporat" dari posisi paling bawah hingga mencapai jabatan manajerial adalah hal yang umum. Namun, tren ini kini mulai berubah. Generasi muda, terutama, cenderung berpindah-pindah pekerjaan untuk mencari gaji yang lebih baik, promosi, atau nilai-nilai yang lebih sesuai dengan minat mereka.
Baca Juga: Ini 2 Saham Murah yang Dibeli Miliarder, Memiliki Potensi Keuntungan Tinggi Di era modern, menaiki tangga korporat sering kali memerlukan pengunduran diri dari perusahaan untuk menemukan peluang yang lebih baik di tempat lain. Kesetiaan karyawan yang semakin berkurang adalah tanda dari "kontrak sosial" yang mulai retak antara perusahaan dan karyawan. Banyak pekerja memperhatikan bagaimana perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) saat terjadi penurunan ekonomi, tidak lagi menawarkan pensiun seperti beberapa dekade lalu, atau membiarkan karier para pekerja stagnan. Namun, ada pengecualian untuk tren ini. Beberapa perusahaan masih berinvestasi besar dalam pengembangan karyawan mereka, sehingga memungkinkan adanya veteran seperti Elliott Hill. Meskipun demikian, hal ini semakin jarang terjadi di dunia korporat saat ini.
Nike dan Kembalinya Elliott Hill: Bagian dari Proses Suksesi yang "Dipikirkan dengan Matang"
Nike menekankan pentingnya status internal Hill sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memperbaiki performanya. Setelah mengalami penurunan penjualan, kembalinya Hill dianggap sebagai bagian dari proses suksesi yang dipikirkan dengan matang. Ketua eksekutif Nike, Mark Parker, dalam pernyataannya menyebut bahwa ia telah bekerja sama dengan Hill selama lebih dari 30 tahun, dan bahwa Hill memahami inti dari budaya dan visi Nike.
Baca Juga: Menilik Kecanggihan Teknologi AI Milik Elon Musk Hill sendiri, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa Nike selalu menjadi bagian inti dari dirinya. "Saya sangat antusias untuk terhubung kembali dengan banyak karyawan dan mitra terpercaya yang telah saya ajak bekerja sama selama bertahun-tahun, serta membangun hubungan baru yang akan membawa kami maju," kata Hill. Ia juga menambahkan bahwa selama 32 tahun di perusahaan, ia telah berkontribusi dalam membentuk Nike menjadi perusahaan yang luar biasa seperti saat ini.
Editor: Handoyo .