Setelah Bitcoin, giliran Ethereum naik daun



JAKARTA. Mata uang digital (cryptocurrency) kian mencuri perhatian publik. Bukan hanya keunikan karakter, tapi juga pada nilai tukarnya yang bisa melonjak tinggi hanya dalam tempo singkat.

Setelah Bitcoin, cryptocurrency yang paling fenomenal saat ini adalah Ethereum. Seperti dilansir CNBC, harga Ethereum mengukir rekor baru yakni US$ 250,41 per unit pada Minggu lalu (4/6).

Harga Ethereum itu melonjak hingga 2.839% dari posisi 1 Januari 2017 yakni US$ 8,52. Mengutip situs CryptoCompare, sebanyak 38% perdagangan Ethereum saat ini berasal dari Korea Selatan.


Di negara lain, Ethereum juga mulai naik daun. "Semua bursa perdagangan cryptocurrency di Asia, kini disibukan oleh pertumbuhan investor dan nilai transaksi," tutur Aurelien Menant, Pendiri dan Chief Executive Officer Gatecoin, forum perdagangan Bitcoin dan Ethereum Hong Kong, Selasa (6/7). Kapitalisasi Ethereum global kini mencapai US$ 24,35 miliar (lihat tabel).

Seperti mata uang digital lainnya, Ethereum juga merupakan alat pembayaran. Namun sejumlah hal membuat nilainya melonjak dengan cepat. Tak heran jika kemudian banyak yang menyimpan mata uang virtual ini sebagai alat investasi.

Seperti ditulis CNBC, sebuah kelompok bernama Enterprise Ethereum Alliance (EEA) didirikan untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi besar mengerjakan proyek berbasis cryptocurrency.

Perusahaan tersebut terdiri dari JPMorgan, Microsoft, Intel dan 86 perusahaan teknologi lain. Perusahaan ini yang kemudian menopang penggunaan cryptocurrency.

Di Indonesia, peminat mata uang kripto ini pun tidak sedikit. Oscar Darmawan, CEO Bitcoin Indonesia menyebut anggota bitcoin.co.id kini berjumlah 300.000 orang, sejak didirikan tahun 2014 silam. Bitcoin.co.id adalah market place yang mentransaksikan sekitar 10 mata uang digital di Indonesia dalam kurs rupiah. Semisal Bitcoin, saat ini dihargai Rp 38 juta per unit dengan volume transaksi per hari sebanyak 500 unit.

Sementara, Ethereum yang tengah naik daun kini dihargai Rp 3 juta per unit. "Padahal akhir tahun lalu harganya masih Rp 100.000," imbuh Oscar kepada KONTAN. Soal regulasi, cryptocurrency memang belum diatur oleh regulator di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto