Setelah bom bunuh diri di Kashmir, Pakistan dan India saling lempar ancaman



KONTAN.CO.ID - ISLAMABAD. Aksi teror di Kashmir bisa berbuntut panjang. Hal ini setelah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memperingatkan India bahwa negaranya akan membalas setiap aksi militer yang dilancarkan negara tetangganya tersebut.

Dilansir dari CNN, Khan mengeluarkan peringatan tersebut dalam pidato yang disiarkan secara nasional di tengah meningkatnya ketegangan di antara kedua negara yang sama sama memiliki senjata nuklir ini. 

Ketegangan dari negara yang saling berselisih ini menyusul serangan bom bunuh diri pada pekan lalu terhadap pasukan militer India di wilayah Kashmir yang masih bersengketa.


“Jika Anda berpikir untuk melakukan serangan terhadap Pakistan, kami tidak hanya akan berpikir tentang pembalasan, tetapi kami akan benar-benar membalas," kata Khan.

New Delhi telah menunjuk kelompok militan Jaish-e-Mohammad (JeM) yang bermarkas di Pakistan yang telah merencanakan serangan di distrik Pulwama tersebut. Di mana aksi ini telah menewaskan lebih dari 40 personel keamanan India.

Para pemimpin India telah berjanji untuk mengambil tindakan guna menghukum Islamabad, dan menuduh kelompok militan tesebut memiliki keterkaitan dengan badan intelijen Pakistan. 

Namun tuduhan tersebut telah disangkal oleh Pakistan dan dinilai tidak berdasar. Sementara Pakistan sendiri telah menyatakan JeM sebagai organisasi terlarang sejak tahun 2002 lalu.

Sebelumnya Perdana menteri India Narendra Modi telah memperingatkan tentang akan adanya pembalasan yang mematikan atas aksi bom bunuh yang disebut sebagai serangan paling mematikan dalam sejarah di wilayah konflik tersebut.

Modi sepenuhnya menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut menuduh tetangganya itu mendukung pemberontak di Kashmir.

"Negara tetangga India (Pakistan) menilai serangan tersebut akan melemahkan India, tetapi harapan mereka tidak akan terwujud," kata Modi. Ia menambahkan militer India telah diberi kebebasan penuh untuk menangani kelompok militan di wilayah itu.

Editor: Tendi Mahadi