Setelah cetak rekor terburuk, harga minyak Brent dan WTI masih di bawah US$ 20



KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak terus merosot setelah banjir pasokan tak dapat dihindari. Tekanan tambahan bagi harga emas hitam ini juga datang dari kejatuhan permintaan akibat dampak pandemi virus corona yang membuat sebagian besar negara melakukan lockdown dan mengurangi jumlah perjalanan secara drastis. 

Harga minyak Brent kembali melemah setelah sempat berada di bawah US$ 16 per barel, dan menjadi rekor terburuk paling tidak selama satu dekade terakhir. 

Mengutip Reuters, Rabu (22/4) pukul 17.00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak Juni 2020 turun 62 sen, atau 3,2%, pada US$ 18,71 per barel. Bahkan pada sesi sebelumnya, Brent sempat anjlok  24% pada sesi sebelumnya, dana ada di US$ 15,98 per barel, terendah sejak Juni 1999. 


Setali tiga uang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex juga turun 60 sen, atau 5,2%, menjadi US$ 10,97 per barel.

Baca Juga: Harga minyak jatuh, margin pebisnis plastik kemasan tak serta merta menebal

"Pasar minyak dalam kesulitan besar dan tidak mungkin melepaskan rasa tidak enak ini dalam waktu dekat," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM. "Permintaan rendah, persediaan tinggi dan penyimpanan penuh."

Penurunan tersebut mengikuti dua hari terliar dalam sejarah perdagangan minyak, dengan pasokan yang tampaknya akan melampaui permintaan untuk beberapa bulan mendatang. Harga minyak AS dengan kontrak terdekat jatuh ke wilayah negatif untuk pertama kalinya pada hari Senin lalu.

"Bersiaplah untuk lebih banyak kejutan di pasar minyak yang rusak ini," kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

Editor: Anna Suci Perwitasari