Setelah ditambahkan ke daftar darurat WHO, Sinovac dapat dimasukkan dalam COVAX



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Sinovac, hal ini membuka jalan bagi vaksin kedua yang diproduksi di China untuk didistribusikan di antara negara-negara berkembang.

Badan kesehatan PBB memberikan lampu hijau untuk vaksin tersebut karena memenuhi standar internasional untuk keamanan, kemanjuran dan produksi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik langkah tersebut, mencatat persyaratan penyimpanan vaksin yang mudah membuatnya cocok untuk negara-negara berpenghasilan rendah. “Sekarang sangat penting untuk memberikan alat penyelamat ini kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cepat,” katanya dalam sebuah pengarahan.


Persetujuan WHO membantu negara-negara di seluruh dunia untuk dengan cepat menyetujui dan mengimpor vaksin untuk didistribusikan, terutama negara-negara yang tidak memiliki regulator standar internasional sendiri.

Organisasi tersebut juga telah memberikan daftar penggunaan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca yang diproduksi di India, Korea Selatan dan Uni Eropa.

Baca Juga: Disahkan WHO, ini khasiat vaksin Covid-19 Sinovac

Sebuah panel ahli independen mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merekomendasikan vaksin Sinovac untuk orang dewasa di atas 18 tahun, dengan dosis kedua pada dua hingga empat minggu kemudian. Tidak ada batasan usia atas karena data menyarankan kemungkinan memiliki efek perlindungan pada orang tua.

Pada 7 Mei, WHO memberikan persetujuan darurat untuk Sinopharm, vaksin pertama yang diproduksi di China.

Setelah ditambahkan ke daftar darurat WHO, vaksin Sinovac  juga dapat dimasukkan dalam COVAX, platform global yang bertujuan untuk menjamin akses yang adil terhadap vaksin ke negara-negara termiskin di dunia. Saat ini, hanya AstraZeneca dan Pfizer yang mengalir melalui skema itu.

“Dunia sangat membutuhkan banyak vaksin COVID-19 untuk mengatasi ketidakadilan akses yang sangat besar di seluruh dunia,” kata Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO.

“Kami mendesak produsen untuk berpartisipasi dalam fasilitas COVAX, berbagi pengetahuan dan data mereka, serta berkontribusi untuk mengendalikan pandemi,” tambahnya.

Vaksin Sinovac sudah digunakan di 22 wilayah di seluruh dunia, menurut hitungan kantor berita AFP. Selain China, negara yang menggunakan Sinovac antara lain Chili, Brasil, Indonesia, Meksiko, Thailand, dan Turki.

Selanjutnya: Vaksin Sinovac sah masuk daftar penggunaan vaksin darurat WHO, ini 5 vaksin lainnnya

Editor: Handoyo .