KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pekan lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) menyetujui keberadaan produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika pada Rabu (10/1). Keputusan tersebut membuka harapan ETF Ethereum Spot bakal menyusul. Menjelang pengumuman keputusan pasar aset kripto cukup berfluktuatif dimana sempat mendorong harga Bitcoin menyentuh harga tertinggi dalam dua tahun di US$ 48.983 di perdagangan Kamis (11/1). Namun, tidak bertahan lama Bitcoin turun dari level tertingginya ke level US$ 41.500 pada Sabtu (13/1). Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengamati, setelah disetujuinya ETF Bitcoin spot terlihat terjadinya
sell the news yang menyebabkan kenaikan Bitcoin tidak bertahan lama.
Baca Juga: Pajak Aset Kripto Bayangi Pertumbuhan Industri Kripto di Indonesia Investor telah mengantisipasi kenaikan tersebut mengambil untung (profit -taking), dimana peristiwa
buy the rumor perihal ETF Bitcoin spot telah dimulai sejak Blackrock mengajukan aplikasi ETF Bitcoin pada Juni 2023. “Meski demikian, penurunan ini kemungkinan hanya dalam jangka pendek dimana potensi
bullish hingga akhir tahun berpotensi akan tetap berlanjut,” kata Panji dalam siaran pers, (16/1). Mengutip Coinmarketcap, Rabu (17/1) pukul 11.35 WIB, Bitcoin bertengger di harga US$42.828 naik sebesar 0,13% dalam 24 jam terakhir, namun masih anjlok 7,01% periode seminggu terakhir. Adapun sebanyak 11 produk investasi ETF Bitcoin spot resmi diperdagangkan di AS pada tanggal 11 Januari 2024, dengan volume perdagangan mencapai sekitar US$ 4,6 miliar pada hari pertama. Meski, SEC menegaskan bahwa persetujuan ini tidak mencerminkan dukungan atau persetujuan terhadap Bitcoin (BTC).
Baca Juga: EFT Bitcoin Spot Dapat Persetujuan SEC, Indodax: Gebrakan Baru di Industri Kripto Secara teknikal, Panji mencermati, Bitcoin mulai bergerak stabil setelah penurunan dalam beberapa hari terakhir dimana menunjukan indikasi rebound MA-50 dan menuju ke area MA-20 di US$43.650. Jika berhasil menembus MA-20, potensi kenaikan menuju ke resistance US$44.500. Sementara, perlu antisipasi jika Bitcoin gagal rebound MA-50, potensi penurunan ke support terdekat di US$40.500.
Berbeda dengan Bitcoin, beberapa Aset Kripto lainnya (altcoin) telah mengalami kenaikan dalam periode 7 hari terakhir, seperti; Ethereum (ETH), Ethereum Name Service (ENS) serta Ethereum Classic (ETC). Panji mengatakan, Ethereum justru mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir di saat penurunan Bitcoin. Ini dapat dikaitkan dengan persetujuan ETF Bitcoin spot yang telah mendorong ekspektasi pasar tentang ETF Ethereum juga akan disetujui dalam beberapa bulan kedepan oleh SEC, sehingga mendorong minat investor ke Ethereum. Sejumlah perusahaan besar, seperti Vaneck, Blackrock, dan Fidelity, telah mengajukan permohonan untuk ETF Ethereum spot, dengan batas waktu keputusan pada Mei 2024 untuk ETF VanEck, diikuti oleh BlackRock pada bulan Agustus 2024. Walau demikian, tidak menutup kemungkinan keputusan dapat keluar lebih awal.
Baca Juga: Pasar Menunggu Kebijakan ETF Bitcoin di Pasar Spot, Akun Medsos SEC Sempat Diretas Panji menuturkan, jika melihat situasi Ethereum saat ini masih dalam fase
buy the rumor yang serupa dengan siklus ETF Bitcoin spot, dan penurunan harga berpotensi terjadi setelah persetujuan resmi diberikan nantinya. Secara teknikal, saat ini area support US$2.400 dapat diperhatikan untuk menjadi area yang potensial untuk entry di ETH.
Ethereum secara historis, mengungguli performa Bitcoin pada bulan Januari, dengan rata-rata kenaikan Ethereum sebesar 26,7%, sementara Bitcoin hanya mencapai keuntungan 4,8% sejak 2017-2023, menurut data Coinglass. Pekan ini, Ethereum juga akan mulai melakukan serangkaian peningkatan di jaringan uji coba (testnet) sebelum menerapkan di jaringan utama (mainnet) yang menjadi bagian dari peningkatan DenCun (Cancun-Deneb) untuk meningkatkan skalabilitas Ethereum. Peningkatan pada jaringan uji coba Ethereum akan dimulai di testnet Goerli pada 17 Januari, Sepolia pada 30 Januari, dan Holesky pada 7 Februari 2024.
Baca Juga: EFT Bitcoin Spot Dapat Persetujuan SEC, Indodax: Gebrakan Baru di Industri Kripto Selain itu, founder Ethereum Vitalik Buterin (10/1) berencana untuk meningkatkan batas gas di blockchain Ethereum naik sebesar 33%. Hal ini akan memungkinkan lebih banyak transaksi dalam setiap blok, serta meningkatkan throughput dan kapasitas keseluruhan jaringan. “Dengan berbagai sentimen positif mengalir ke Ethereum, besar kemungkinan Ethereum akan mengalami pergerakan positif dalam beberapa minggu ke depan,” imbuh Panji. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli