Setelah FOMC, tekanan terhadap rupiah akan mereda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat gubernur The Federal Reserve tinggal menghitung hari. Kemungkinan besar, hasilnya akan bullish untuk dollar Amerika Serikat (AS).

Rupiah diperdagangkan cenderung melemah sejak pembukaan sesi pagi ini ke level 13,595 per dollar, terendah dalam sebulan terakhir. Pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh penguatan dollar AS pada sesi perdagangan AS semalam terhadap mata uang utama.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS diperkirakan sementara karena pelaku pasar cenderung akan shift ke safe haven currency yaitu dollar AS jelang pengumuman Fed. Setelah rapat FOMC, tekanan rupiah diperkirakan mereda dan rupiah diperkirakan cenderung stabil.


“Di level 13,500 per dollar hingga akhir tahun ini, mengingat fundamental ekonomi Indonesia masih baik dengan terkendali inflasi, defisit transaksi berjalan yang masih dalam level yang sehat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).

Bank Indonesia (BI) pun menurut Josua akan tetap fokus dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah jelang pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS dan bank sentral negara-negara maju. Secara keseluruhan, ia mengatakan, level suku bunga kebijakan saat ini masih konsisten dengan target sasaran inflasi serta upaya menjaga stabilitas rupiah.

Pada RDG bulan ini, Josua mengatakan, stance kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) diperkirakan netral dengan suku bunga acuan diperkirakan akan dipertahankan tetap di level 4,25% serta menetapkan suku bunga DF dan LF di level 3,5% dan 5,0% pada RDG bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto