Setelah gudang, Bulog fokus di penyerapan kedelai



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perum Bulog menargetkan dapat membangun 13 unit gudang kedelai di sejumlah sentra produksi kedelai mulai tahun ini sampai tahun depan. Dalam pembangunan infrastruktur pasca panen ini, Bulog akan menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun yang diperoleh pada akhir Desember 2016 lalu.

Direktur SDM dan Umum Perum BULOG Wahyu Suparyono mengatakan pihaknya telah mulai membangun gudang kedelai ini di Komplek Pergudangan Banjar Kemantren, Buduran Sidoarjo, Jawa Timur dan ditargetkan selesai dalam lima bulan ke depan. Gudang tersebut memiliki kapasitas 3.500 ton dan lebar 30 meter serta panjang 54 meter dengan tinggi 7 meter.

"Hal ini diharapkan dapat meningkatkan peran Perum Bulog mendukung program prioritas nasional (Nawacita) antara lain dalam rangka mendukung kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta kemandirian ekonomi nasional," ujarnya, Senin (13/11).


Ia menjelaskan, dana PMN sebesar Rp 2 triliun ini juga akan digunakan empat kegiatan utama. Pertama, peningkatan penyerapan hasil panen gabah/beras petani melalui pembangunan Modern Rice Milling Plant (MRMP) dengan kapasitas total 1.000.000 ton setara Gabah Kering Panen (GKP) per tahun di sentra-sentra produksi padi.

Kedua, meningkatkan kemampuan serapan dan pengolahan beras lokal maupun impor dengan membangun 16 unit mesin Rice to Rice. Ketiga, meningkatkan nilai tambah hasil panen jagung melalui teknologi pengeringan modern dengan pembangunan 11 unit Drying Centre dan 64 unit penyimpanan (SILO) jagung di sentra produksi jagung. Keempat pembangunan 13 unit Gudang Kedelai di sentra produksi kedelai.

Ia menambahkan, pengembangan infrastruktur pascapanen ini memang kegiatan terbesar yang pertama kali dilakukan Perum BULOG selama 14 tahun terakhir, oleh karena itu telah dilakukan berbagai kegiatan untuk mendukung kelancaran realisasi pembangunan infrastruktur.

Saat ini, Bulog telah menyusun kajian kelayakan studi kelayakan bekerjasama dengan konsultan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM-IPB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon