Setelah Lama Vakum, Lelang SUN Perdana Tahun Ini Diproyeksikan Akan Ramai Peminat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada esok hari, Selasa (4/1). Pada lelang perdana di tahun ini, pemerintah mematok target indikatif sebesar Rp 25 triliun - Rp 37,5 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan, target tersebut akan dengan mudah tercapai. Menurutnya, minat investor terhadap lelang besok akan tinggi. Hal ini tidak terlepas dari setelah sekian lama tidak ada pasokan SUN dari pasar primer, akhirnya keran supply tersebut kembali dibuka.

Maklum saja, terakhir kali pemerintah mengadakan lelang di pasar primer adalah 2 November 2021 silam. Penghentian pengadaan lelang SUN maupun SBSN seiring dengan target pembiayaan pemerintah yang sudah tercapai.


“Apalagi, secara timing, pada awal tahun merupakan periode bagi para fund manager untuk mengatur ulang portofolio mereka. Ditambah lagi, ini merupakan kesempatan perdana setelah sekian lama tidak ada supply SBN dari pasar primer,” jelas Ramdhan ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (3/1).

Baca Juga: Reksadana Campuran Mencatatkan Kinerja Paling Apik Sepekan Terakhir

Lebih lanjut, tingginya minat peserta lelang besok dinilai juga akan ditunjang oleh masih tingginya likuiditas domestik. Hanya saja, Ramdhan melihat pada lelang besok, investor asing belum akan banyak masuk. 

Ia meyakini, investor asing saat ini masih berada dalam posisi wait and see imbas dari tapering serta potensi kenaikan suku bunga acuan. Belum lagi, kekhawatiran Omicron tetap masih ada di benak para pelaku pasar. 

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, Ramdhan memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk setidaknya akan menyentuh angka Rp 60 triliun.

Dari sisi peserta lelang, ia meyakini kelompok perbankan masih akan mendominasi seiring dengan kondisi likuiditas mereka yang masih berlimpah. Menurutnya, kelompok ini juga akan memburu seri yang paling dominan pada lelang esok, yakni seri benchmark FR0091.

Baca Juga: Penghimpunan Dana Pasar Modal 2021 Mencapai Rp 363,3 Triliun

Seri yang paling likuid tersebut akan jadi incaran seiring dengan kondisi pasar yang relatif masih akan volatile k depannya.

“Sementara untuk yield, seharusnya masih akan kompetitif jika melihat pergerakan beberapa waktu belakangan yang stabil. Jadi, mungkin tidak akan jauh berbeda dengan yang ada di pasar sekunder,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi