KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham yang tergabung di dalam Grup Panin bergerak naik dalam sepekan kemarin. Meski tren lonjakan harga terhenti pada perdagangan Jum'at (26/8). PT Bank Pan Indonesia Tbk (
PNBN) memimpin penguatan dengan kenaikan 38,02% dalam sepekan. Pada perdagangan Senin (22/8) saham PNBN terbang 22,36%. Saat ini PNBN berada di harga Rp 2.160 setelah melemah 4% pada Jumat (26/8) lalu. Sementara itu, saham PT Panin Financial Tbk (
PNLF) membuntuti dengan kenaikan 16,28% secara mingguan. Pada perdagangan Jumat lalu, saham PNLF juga melemah 3,85% dan ditutup di level Rp 400.
Meski dengan tingkat kenaikan single digit, harga saham PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (
PNBS) juga bergerak naik sepekan terakhir, sebanyak 5,56%. Saham PNBS merosot 5% pada akhir pekan lalu ke harga Rp 76. Persaingan raksasa keuangan Jepang, Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG) yang dikabarkan berniat mengakuisisi Bank Panin ditengarai mendongkrak harga saham emiten Grup Panin. Meski manajemen PNBN telah menyanggah kabar tersebut.
Baca Juga: Sumitomo Mitsui Dikabarkan Berminat Mengakuisisi Bank Panin, Ini Tanggapan Manajemen Menimbang kinerja sektor perbankan saat ini, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo melihat ketertarikan lembaga keuangan asing untuk mengakuisisi perbankan di Indonesia terbilang wajar. Apalagi kinerja emiten Grup Panin seperti PNBN dan PNBS juga menunjukkan prospek pertumbuhan. "Pulihnya sektor penyaluran kredit mencapai 10,77% per Juli 2022 juga semakin menambah daya tarik sektor perbankan di Indonesia," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (28/8). Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan, wacana akuisisi Grup Panin oleh institusi keuangan asing sudah mencuat beberapa kali. Namun sejauh ini tampaknya masih sebatas rumor. Pelaku pasar pun berekspektasi, potensi akuisisi bisa membuka peluang pertumbuhan.
Research Analyst Reliance Sekuritas, Lukman Hakim menggambarkan, jika MUFG berhasil mengakuisisi PNBN maka ada potensi aksi korporasi seperti
Merger and Acquisitions (M&A) dengan Bank Danamon. Sehubungan posisi MUFG sebagai pemegang saham mayoritas PT Bank Danamon Tbk (
BDMN). Lukman memandang peluang ini juga turut menjadi perhatian bagi investor. Meski begitu, untuk saat ini Lukman menyarankan agar pelaku pasar
wait and see terlebih dulu. "Mengingat pergerakan saham Group Panin yang cenderung telah mengalami kenaikan menyusul kabar akuisisi yang beredar, dan belum terjadi kesepakatan," sebut Lukman.
Sementara itu, Pandhu menyoroti kinerja emiten Grup Panin yang cukup stabil selama lima tahun terakhir. Bahkan tampak cenderung stagnan dengan capaian pendapatan dan laba yang hampir serupa setiap tahunnya. Meski, secara valuasi memiliki rasio
price to earning (PE) dan
price to book value (PBV) yang lebih rendah daripada rata-rata industri. Secara jangka pendek, Pandhu menilai posisi Grup Panin pada akhir pekan kemarin cukup rawan koreksi akibat aksi
profit taking. Sedangkan untuk trading, Pandhu menjagokan PNBN dan PNLF yang terkait langsung terhadap wacana akuisisi, sehingga pergerakan sahamnya akan lebih menarik. Catatan Pandhu, posisi saat ini sudah cukup rawan, sehingga pelaku pasar bisa menimbang untuk sell terlebih dulu. "Jika sudah terkoreksi dalam 1 hari-3 hari ke depan dan secara momentum masih kuat, bisa dipertimbangkan untuk kembali melakukan
entry," terang Pandhu.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza C. Suryanata juga mengingatkan bahwa mayoritas saham Grup Panin tengah mentok
resistance atau uji
support. Secara teknikal, Liza menyarankan agar melakukan antisipasi dengan strategi
buy on weakness pada area
support kuatnya. Untuk saham PNBN, Liza melihat kemungkinan konsolidasi masih berlanjut pada pekan depan. Saran Liza, fokus pada
support Rp 2.050 - Rp 2.000 hingga ke area Rp 1.850 - Rp 1.800. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk
sell on strength. Baca Juga: Sumitomo Mitsui dan MUFG Dikabarkan Tertarik Akusisi Bank Panin Sell on strength juga bisa dipertimbangkan untuk saham PNLF. Area
support bisa dicermati pada Rp 390 - Rp 380 dan
buyback area berada di Rp 332 - Rp 312. Jika
break out resistance Rp 420, maka membuka jalan menuju target Rp 460 - Rp 470. Selanjutnya untuk PT Paninvest Tbk (
PNIN), Liza menilai ada konsolidasi wajar ke
support terdekat di Rp 1.040 - Rp 1.020. Uji
support PNIN saat ini bisa menjadi kesempatan untuk
buy on weakness dengan target di Rp 1.300.
Sementara itu, Praska menjagokan PNIN, PNLF dan PT Panin Sekuritas Tbk (PANS). Dengan mayoritas saham Grup Panin yang mengalami apresiasi, Praska juga menyarankan investor untuk lebih mengantisipasi posisi
buy on weakness. Dengan
time frame jangka pendek, target harga secara teknikal ke level
resistance dalam tiga bulan terakhir. "Prospek pergerakan ke depan masih konsolidasi dan masih rawan
profit taking setelah mengalami penguatan signifikan dalam tiga bulan terakhir," terang Praska. Sedangkan Lukman menyarankan untuk mencermati saham PNLF, PNIN, dan PNBN. Area
support -
resistance saham tersebut berada di Rp 383 - Rp 446 untuk PNLF, Rp 1.040 - Rp 1.230 untuk PNIN, dan Rp 2.080 - Rp 2.400 sebagai
support-resistance PNBN. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari