Setelah merugi di 2018, Yanaprima (YPAS) bukukan laba Rp 3,48 miliar di 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan karung plastik, karung laminasi serta kantong semen, PT  Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) berhasil membalik posisi rugi menjadi laba di tahun 2019. Sepanjang tahun 2019 lalu, YPAS membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 3,48 miliar dari semula rugi  Rp 9,04 miliar pada tahun 2018.

Padahal, YPAS mencatatkan penurunan penjualan bersih sekitar  5,98% secara tahunan alias year-on-year (yoy) menjadi Rp 388,11 miliar di 2019. Tahun 2018, penjualan bersih YPAS tercatat mencapai Rp 412,83 miliar.

Direktur YPAS Rinawati berujar, YPAS mencetak laba di tahun 2019 didorong oleh upaya YPAS mempertahankan efisiensi biaya. Hal ini juga turut didukung oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung stabil serta penurunan harga bahan baku di tahun 2019.


Baca Juga: Prospek masih berat, simak rekomendasi saham emiten plastik

Ketiga faktor tersebut membantu YPAS menekan beberapa pos beban yang ada. Mengintip laporan keuangan tahun 2019, beban pokok penjualan YPAS turun sekitar 8,86% yoy menjadi Rp 348,83 miliar di 2019. Di 2018, beban pokok penjualan YPAS tercatat sebesar Rp 382,76 miliar.

Penurunan beban juga dijumpai pada pos beban lain seperti pada beban penjualan dan beban keuangan. Melansir laporan keuangan tahun 2019, beban penjualan YPAS turun sekitar 25,35% yoy dari Rp 13,05 miliar  di tahun 2018 menjadi Rp 9,74 miliar pada tahun 2019.

Sementara, beban keuangan turun 13,55% yoy dari Rp 13,05 miliar di 2018 menjadi Rp 11,87 miliar pada 2019.

“Beban keuangan karena utang bank menurun, ini mengakibatkan penurunan biaya bunga,” kata Rinawati kepada Kontan.co.id pada Sabtu (25/4).

Alhasil, setelah dikurangi beban pokok penjualan, beban keuangan dan beban-beban lainnya, YPAS berhasil mengempit laba tahun berjalan sebesar Rp 3,48 miliar.

Rinawati menyebutkan, kinerja penjualan yang turun dipicu oleh persaingan di industri packaging yang ketat di tahun 2019. Selain itu, momentum pemilihan umum presiden dan wakil presiden juga diduga membuat permintaan jadi melambat akibat adanya ketidakpastian politik menjelang pemilu.

“Karena (pembeli) mau melihat kondisi dan arah perkembangan pemerintah yang baru,” kata Rinawati (26/4).

Per 31 Desember 2019 lalu, aset YPAS tercatat sebesar Rp 278,23 miliar. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 121,34 miliar dan liabilitas sebesar Rp 156,88 miliar.

Sementara itu, kas dan bank akhir tahun YPAS tercatat sebesar Rp 4,72 miliar per 31 Desember 2019 lalu. Angka ini melesat sekitar 251,81% dibanding kas dan bank awal tahun yang tercatat sebesar Rp 1,34 miliar berdasarkan laporan keuangan tahun 2019.

Baca Juga: Harga minyak jatuh, margin pebisnis plastik kemasan tak serta merta menebal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat