Setelah Morgan Stanley, HSBC Juga Pangkas Peringkat Pasar Saham Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah Morgan Stanley memangkas peringkat pasar saham Indonesia menjadi underweight, kini giliran HSBC Holdings Plc yang juga memangkas rating saham Indonesia. Perusahaan jasa keuangan itu menurunkan peringkat ekuitas Indonesia menjadi netral dari sebelumnya overweight

Alasan penurunan peringkat ini adalah kondisi suku bunga yang masih tinggi dan nilai tukar rupiah yang masih melemah. "Pendapatan terpukul oleh suku bunga tinggi dan nilai tukar yang lemah. Lalu, ada ketidakpastian seputar kebijakan pemerintah di tengah potensi perubahan kabinet dalam waktu dekat," tulis HSBC, dikutip Bloomberg, Rabu (26/6). 

Baca Juga: IHSG Naik 0,33% ke Level 6.905, Rabu (26/6), AMMN, INKP dan ARTO Top Gainers di LQ45


Tak cuma itu, HSBC mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah turun lebih dari 7% dari level tertingginya. Keluarnya dana asing juga membuat IHSG kian tertekan. 

Sejak awal tahun ini, IHSG sudah turun 5,05% dan bertengger di level 6.905,64 pada Rabu (26/6). Dalam tiga bulan terakhir, IHSG sudah turun 4,72%. Di periode tersebut, dana asing juga keluar dari pasar saham dengan total net sell Rp 17,97 triliun. 

Sebelumnya, Morgan Stanley punya kecemasan senada. Tapi, Morgan Stanley lebih menyorot soal kebijakan fiskal Indonesia ke depan. Salah satu yang jadi sorotan adalah program makan siang dan susu gratis yang dijanjikan presiden terpilih Prabowo Subianto dianggap berpotensi membebani keuangan negara secara signifikan. Di sisi lain, prospek pendapatan perusahaan-perusahaan di Indonesia juga memburuk.

Baca Juga: Intip Prospek Obligasi dan Saham di Tengah Tingginya Ketidakpastian Pasar

"Kami melihat ketidakpastian dalam arah kebijakan fiskal Indonesia di masa mendatang, serta pelemahan nilai tukar rupiah di tengah tingginya suku bunga AS dan prospek dolar AS yang kuat," ungkap para ahli strategi Morgan Stanley, termasuk Daniel Blake, dalam catatan tertanggal 10 Juni lalu.

Perubahan rekomendasi Morgan Stanley itu terjadi di saat indeks dolar AS mulai menguat menjelang keputusan suku bunga pada 12 Juni lalu. Usai penurunan peringkat Morgan Stanley ini, pasar saham Indonesia kembali tertekan dan dana asing cenderung mengalir keluar dari bursa saham Tanah Air. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti