Setelah naik dua bukan berturut-turut, daya beli petani kembali turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mengalami kenaikan dua bulan beturut-turut pada Mei dan Juni lalu, daya beli petani di perdesaan kembali mengalami penurunan. Sebab, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatm nilai tukar petani (NTP) Juli turun 0,37% dibanding bulan sebelumnya.

NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan dan menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.


Semakin tinggi NTP maka semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

BPS mencatat, penurunan NTP terjadi karena penurunan pada sejumlah subsektornya, yaitu NTP tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan masing-masing sebesar 0,62%, 1,88%, dan 0,33%.

Hanya NTP hortikultura dan peternakan yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,41% dan 0,77%.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan NTP tanaman pangan karena kenaikan lt lebih rendah dibanding lb. Penyebabnya, "Harga produksi naik tipis, tetapi tertekan dengan kenaikan konsumsi rumah tangga," kata Suhariyanto, Rabu (1/8).

Sementara penurunan NTP perkebunan mengalami penurunan karena beberapa komoditas mengalami penurunan harga. Di antaranya, kelapa sawit, kopi, kelapa, tembakau, dan cengkeh.

Sedangkan kenaikan NTP peternakan, terjadi karena hasil produknya, terutama ayam ras dan sapi potong mengalami peningkatan. Sehingga, lt lebih besar dibanding lb.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto